HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Mahfud MD mengungkap adanya transaksi mencurigakan bernilai miliaran rupiah yang digunakan untuk merakit bom, dengan modus pembelian sajadah.
Awalnya, Mahfud menyebut perkembangan era digital menimbulkan berbagai jenis ancaman baru terhadap kedaulatan negara yang harus diwaspadai, salah satunya adalah cyber terrorism.
Mahfud kemudian mengungkap, bahwa Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah banyak mengungkap transaksi keuangan mencurigakan, yang diduga berkaitan dengan aksi terorisme.
“Pengiriman uang untuk teroris melalui ini (cyber terrorism), PPATK itu banyak sekali (menemukan) kasus,” kata Mahfud dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (13/5).
Mahfud lantas mengungkap, bahwa salah satu transaksi mencurigakan yang ditemukan PPATK adalah transaksi pembelian sajadah, dimana uang dari transaksi ini ternyata digunakan untuk merakit bom.
“Jadi saya lihat berapa banyak yang mencurigakan, bahwa ini untuk terorisme. Ngirim uang ke suatu daerah, memesan produk sajadah di sebuah tempat di Jawa Timur, uangnya miliaran,” urai Mahfud.
“Kemarin sudah dilacak, itu digunakan untuk merakit bom, dan sebagainya,” sambungnya.
Adapun selain cyber terrorism, serangan lain yang patut diwaspadai adalah serangan bentuk pengintaian. Salah satu contoh yang terjadi adalah fenomena hacker Bjorka beberapa waktu lalu yang mengincar data-data penting negara hingga penduduk.
“Seperti kita pernah dengar, di sini ada data pribadi bocor, (misalnya) Bjorka, pembicaraan antara presiden dan menteri bocor dulu, dan bisa lebih dahsyat dari itu. Hanya saja ini tidak kita ketahui,” tandas Mahfud.