HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan analisa lengkapnya terkait kejadian gempa yang mengguncang Tuban, Jawa Timur pada Jumat sore tadi.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyampaikan bahwa kekuatan gempa tersebut adalah magnitudo (M)6,9. Padahal sebelumnya, kekuatan gempa tektonik tersebut dikabarkan berkekuatan M6,6.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,9,” kata Daryono dalam rilis resminya yang diterima Holopis.com, Jumat (14/4).

Daryono juga menyampaikan, episenter dari gempabumi tersebut terletak pada koordinat 6,31° LS ; 111,96° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 Km arah Barat Laut Kota Tuban, dengan kedalaman 643 Km.

Daryono menyebut, bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi _slab pull_ pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa.

Hal itu diketahui berdasarkan analisis BMKG terkait lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” tuturnya.

Adapun gempa tersebut berdampak dan dirasakan di sejumlah wilayah di Indonesia. Pada daerah Kuta, Bali, gempa dirasakan dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).

Kemudian di daerah Karangkates, Trenggalek, Gianyar, Tulungagung, Trengalek, Nganjuk, Pacitan, Kediri, Tuban, Garut, Mataram, gempa yang mengguncang sore tadi dirasakan dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

Meski begitu, BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” tegas Daryono.

BMKG pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkasnya.