HOLOPIS.COM, JAKARTA – Lembaga survei Indostrategi Research and Consulting melakukan jajak pendapat di masyarakat mengenai pasangan capres dan cawapres pilihan mereka di Pemilu 2024.
Direktur Indostrategi, Arif Nurul Imam mengungkapkan, dari hasil survei yang mereka gelar pada 27 Oktober – 5 November 2022, mereka membuat 4 (empat) simulasi dua pasangan calon. Yakni Prabowo-Puan, Prabowo-Ganjar, Prabowo-Erick dan Prabowo Muhaimin. Hasilnya, simulasi Prabowo-Ganjar yang memiliki tingkat elektabilitas lebih tinggi.
“Prabowo-Ganjar mendapat angka keterpilihan sebesar 60,3% bila bertarung dengan Anies-AHY. Prabowo-Erick memeroleh 54,5% bila bertarung dengan Airlangga-Ganjar. Sementara Prabowo-Muhaimin akan kalah bila bertarung dengan Ganjar-Erick,” kata Arif dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (7/11).
Pun demikian, mayoritas responden yang menjadi subyek surveinya itu tidak yakin Ganjar Pranowo akan mendapatkan tiket dari PDI Perjuangan di Pilpres 2024 mendatang.
“Survei juga menemukan bahwa sebagian besar publik atau 70,8% tidak yakin PDIP akan mencalonkan Ganjar sebagai calon Presiden,” terangnya.
Ditambah lagi, tiket politik Ganjar yang belum jelas di Pilpres 2024 juga membuat tingkat elektabilitasnya tidak terlalu terkerek, sekalipun banyak sekali gerakan relawannya yang melakukan penggalangan publik dan deklarasi di berbagai daerah.
“Banyaknya deklarasi dukungan terhadap Ganjar sepertinya tidak berimbas secara signifikan terhadap elektabilitasnya. Hal ini mungkin terjadi karena belum jelasnya posisi Ganjar sebagai Capres dari parpol mana,” tuturnya.
Terakhir, ia juga menilai fenomena yang dialami Ganjar Pranowo saat ini pun sama persis dengan yang dialami oleh Anies Baswedan. Tingkat elektabilitas eks Gubernur DKI Jakarta itu tidak naik signifikan sekalipun sudah digadang-gadang menjadi Calon Presiden dari Partai NasDem, bahkan cenderung menurun.
“Tren berbeda terjadi pada elektabilitas Anies. Keterpilihannya justru menurun dari 14,9% menurun 1,7% menjadi 13,2%. Tampaknya pencalonan Anies oleh NasDem dan belum jelasnya sebagai Capres dari parpol mana memberi efek yang sama seperti Ganjar,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, bahwa survei Indostrategi tersebut dilakukan pada rentang waktu 27 Oktober – 5 November 2022. Mereka melibatkan 1.230 responden di 34 provinsi di Indonesia menggunakan metodologi multistage random sampling dan Margin of Error (MoE) 2,83% dan tingkat kepercayaan 95%.