HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menko Polhukam, Mahfud MD menegaskan bahwa semua sistem demokrasi di dunia tidak ada yang memiliki kesempurnaan.
Mahfud kemudian merasa heran ketika saat ini banyak yang memperdebatkan sistem Demokrasi Pancasila yang diusung negara Indonesia saat ini masih diperdebatkan.
“Bahwa ada yang bilang demokrasi itu sekarang kebablasan, demokrasi jelek. Itu sejak dulu selalu ada,” kata Mahfud dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (31/10).
Menurut mantan hakim konstitusi tersebut, mau siapapun pemimpinnya di Indonesia, perdebatan sistem demokrasi akan selalu timbul dengan cara apapun.
“Dari tahun 45 sampai sekarang. Setiap pemerintah selalu dikritik tidak demokratis, semuanya dikritik ini tidak demokratis, lalu memperdebatkan lagi demokrasi,” tukasnya.
“Ada yang bilang misalnya, kita nggak cocok demokrasi, demokrasinya sudah kebablasan,” sambungnya.
Saat ini pun kemudian muncul tuntutan mengganti ideologi Pancasila menjadi khilafah. Meskipun menganut nuansa keislaman, namun itu tidak menjamin keberhasilan sistem itu untuk Indonesia.
“Sekarang yang perlu bagi kita bukan mengganti. Di semua negara itu cacat demokrasi pasti ada. Di khilafah pun tidak ada bukti bahwa khilafah itu bagus dan aman. Coba liat sekarang nggak ada tuh. Apakah kalau di negara Islam lalu masih terjadi kejahatan, terjadi kudeta, dan macam-macam lalu Al-Qur’an-nya harus diganti? Nggak kan,” bebernya.
Mahfud pun menjelaskan, jika terjadi kesalahan, yang perlu diganti bukan ideologinya, melainkan peran semua pihak untuk memperbaiki.
Mahfud kemudian menyatakan pendapatnya yang menolak tegas jika sistem negara berganti menjadi khilafah. Menurutnya, sistem dan bentuk negara di dalam agama Islam tidak ada.
“Saya pasti menolak secara terbuka kalau negara pancasila ini mau diganti dengan sebuah sistem negara yang katanya negara Islam disebut khilafah. Karena sistem dan bentuk negara di dalam Islam itu tidak ada, di dalam Al-Qur’an tidak ada, di dalam hadis tidak ada. Nggak ada,” tandasnya.