HOLOPIS.COM, MALUKU – Founder Nusa Ina Connection (NIC), Abdullah Kelrey menyoroti dugaan adanya persoalan dalam proyek pembangunan Jembatan Wai Mer di Desa Dawang, Kecamatan Teluk Waru, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku.
Hal ini disampaikan mengingat adanya kasus jembatan tersebut yang mengalami keruntuhan pada hari Kamis 30 Januari 2025.
Di mana insiden tersebut telah menyebabkan sebuah truk bermuatan berat terjebak dalam lubang di bawah jembatan hingga akhirnya memicu kekhawatiran publik terkait kualitas infrastruktur di wilayah tersebut.
“Saya mendesak BPK RI untuk segera melakukan audit menyeluruh untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas anggaran yang digunakan,” kata Kelrey dalam keterangannya kepada Holopis.com, Minggu (2/2/2025).
Kelrey menekankan pentingnya pemeriksaan terhadap perusahaan pelaksana proyek, serta evaluasi terhadap pihak pemerintah daerah dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Maluku.
“Audit ini sangat diperlukan agar masyarakat mengetahui apakah proyek tersebut dikerjakan sesuai standar atau justru berpotensi merugikan negara,” tegas Kelrey.
Apalagi ambruknya jembatan Wai Mer kini menjadi sorotan, sehingga memunculkan pertanyaan besar tentang pengawasan proyek infrastruktur di daerah. Publik pun menanti langkah konkret dari pemerintah dalam menangani persoalan ini secara transparan dan profesional.
“Jangan sampai kesalahan dalam konstruksi justru ditutupi dengan alasan bencana alam,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, bahwa sebuah truk pengangkut material bangunan terperosok ke lubang besar akibat runtuhnya bagian Jembatan Wai Mer di Desa Mer, Kecamatan Waru, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) pada hari Kamis 30 Januari 2025 sekitar pukul 14.10 WIT.
Truk dengan pengemudi bernama Anto Ernianto tersebut mengalami kerusakan parah, namun sang pengemudi hanya mengalami luka ringan.
“Truk tersebut berangkat dari Kota Bula menuju Desa Kilga saat jembatan beton yang memiliki panjang puluhan meter itu tidak mampu menahan beban kendaraan,” ujar sumber setempat.
Pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Maluku segera menurunkan alat berat untuk membuat jalan darurat yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.
Meskipun truk telah berhasil dievakuasi, jembatan tersebut saat ini tidak dapat dilalui oleh kendaraan besar.
Peristiwa ini menyoroti kondisi infrastruktur di wilayah Seram Bagian Timur yang sudah mulai rapuh, mengingat jembatan tersebut belum lama dibangun namun sudah mengalami kerusakan yang signifikan.
Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah untuk perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.