Tangis dan Amarah Iringi Pemakaman Korban Bom Masjid di Homs

6 Shares

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Di bawah pengamanan ketat dan suasana duka mendalam, puluhan pelayat berkumpul di Masjid Imam Ali bin Abi Talib, Homs, pada Sabtu (27/12), untuk melepas kepergian para korban serangan bom yang terjadi saat pelaksanaan salat Jumat. Serangan mematikan itu mengguncang kawasan permukiman Wadi al-Dhahab.

Dibalut kain kafan putih, jenazah para korban diusung keluar masjid diiringi isak tangis keluarga. Para perempuan menangis histeris, sementara para pria tampak terdiam dengan tangan mengepal. Raut wajah syok dan kemarahan terlihat jelas di antara para pelayat. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 18 lainnya di wilayah yang mayoritas dihuni komunitas Alawi itu.

- Advertisement -Hosting Terbaik

Berdiri di dalam masjid yang mengalami kerusakan parah, Imam sekaligus khatib Mohi al-Din Salloum menyampaikan bahwa serangan tersebut tidak semata-mata menyasar satu kelompok tertentu, melainkan stabilitas Suriah secara keseluruhan.

“Tujuannya adalah untuk memicu pemberontakan. Ya, Alawi telah menjadi korban, ditekan, dan dibunuh, tetapi target sebenarnya adalah untuk memastikan Suriah tidak pernah stabil,” kata Salloum, dikutip Holopis.com, Senin (29/12).

- Advertisement -

Ia menilai aksi tersebut telah melampaui batas kemanusiaan. Salloum mengaku tidak pernah membayangkan masjid akan menjadi sasaran serangan pada hari Jumat, saat umat Islam menjalankan ibadah.

“Saya tidak pernah membayangkan para teroris akan bertindak sejauh ini sampai menyasar sebuah masjid pada hari Jumat. Tindakan ini melampaui semua ekspektasi kriminalitas kami,” ujarnya, dengan suara bergetar ketika mengenang anak-anak yang terluka dan para ibu yang berduka.

Sentimen serupa juga disampaikan warga setempat selama prosesi pemakaman berlangsung. Shadi Darwish, warga lama Wadi al-Dhahab, menyebut peristiwa tersebut sebagai pukulan keras bagi komunitasnya.

“Apa yang terjadi begitu mendadak dan mengerikan. Orang-orang datang untuk beribadah, lalu ledakan itu terjadi. Ini adalah terorisme,” kata Darwish.

Ia menambahkan bahwa selama ini warga hidup berdampingan tanpa mempersoalkan perbedaan aliran.

“Sepanjang hidup kami, kami hidup bersama. Kami tidak pernah membedakan satu sama lain berdasarkan aliran. Kami hidup berdampingan,” lanjutnya.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris menyebut para korban berasal dari komunitas Alawi, menyoroti sensitivitas sektarian dalam serangan tersebut. Kelompok radikal yang relatif kurang dikenal, Ansar al-Sunnah, mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman itu. Kelompok yang sama juga mengaku berada di balik serangan bom bunuh diri di sebuah gereja di Damaskus pada Juni lalu yang menewaskan 25 orang.

Informasi mengenai kelompok tersebut masih sangat terbatas. Ansar al-Sunnah diketahui muncul pada tahun ini di tengah transisi politik yang sedang berlangsung di Suriah.

Berdasarkan temuan awal, ledakan dipicu oleh sejumlah alat peledak yang dipasang di dalam masjid, tepat di area yang dipenuhi jemaah saat kejadian.

Otoritas dalam negeri Suriah menyatakan penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengungkap kronologi lengkap pengeboman dan mengidentifikasi seluruh pihak yang terlibat. Pemerintah menegaskan serangan semacam ini bertujuan merusak kohesi sosial di tengah upaya pemulihan stabilitas nasional.

Suriah sendiri mengalami peningkatan kekerasan sektarian sejak pemimpin sebelumnya, Bashar al-Assad, yang berasal dari komunitas Alawi, dilengserkan melalui serangan pemberontak tahun lalu. Peristiwa itu membuka jalan bagi pemerintahan baru yang dipimpin kelompok mayoritas Muslim Sunni.

Sebelumnya pada bulan ini, dua tentara Amerika Serikat dan seorang penerjemah sipil juga dilaporkan tewas di Suriah tengah akibat serangan yang oleh otoritas setempat disebut dilakukan oleh terduga anggota ISIS.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
6 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis