Waspada Online Scam Ajak Tugas Top-up Saldo, Ini Modusnya

7 Shares

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Auditor Kepolisian Madya TK II Inspektorat Pengawasan Umum Polri, Kombes Pol Manang Soebeti mengingatkan kepada masyarakat agar waspada pada modus operandi online scamming. Salah satunya adalah dengan modus pemberian tugas dengan syarat top-up saldo.

“Jadi ada grup telegram, dia berikan tugas-tugas dengan komisi. Lu kalau ngelakuin tugas ini lu dapat komisi sekian, tapi syaratnya dengan top-up, mulai kecil, dari Rp10.000 naik Rp100.000,” kata Kombes Pol Manang Soebeti dalam podcast di Close The Door, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (23/12/2025).

- Advertisement -Hosting Terbaik

Keuntungan yang dijanjikan sebenarnya ada, namun hal itu adalah bagian dari penipuan. Sebab keuntungan yang dimaksud sebenarnya berasal dari dana top-up yang dikirim oleh korbannya.

“Untungnya itu saldo di aplikasi. Itu kan bukan duit, kayak game saja, seolah saldo gua tambah nih,” ujarnya.

- Advertisement -

Lalu ketika merasa korbannya sudah masuk ke jebakan sistem scam-nya, maka pelaku akan membujuk atau terkadang memaksa korban untuk kembali menambahkan top-up sejumlah dana demi bisa mendapatkan tambahan bonus tersebut.

“Ketika uangnya di saldonya udah gede, misal udah Rp20 juta, ketika mau nyairin lagi dia harus top-up lagi sekian. Nggak sadar lama-lama kok kebanyakan top-up nggak bisa dicairin,” jelas Soebeti.

Selain itu, ia juga memberikan penjelasan bahwa korbannya memang berada di dalam group aplikasi chat Telegram, seolah di sana banyak sekali member dan aktif menyampaikan telah mendapatkan keuntungan. Faktanya, semua chat tersebut hanyalah robot.

“Di dalam group itu kan banyak (member), itu kita sendiri. Seolah-olah banyak yang respons, kasih testimoni, padahal nggak ada orang, dia (pelaku) sendiri,” jelasnya.

Testimoni-testimoni pencairan yang ada di group tersebut adalah modus untuk membuat korbannya merasa bahwa bisnis yang tengah dijalankan benar adanya, serta memang mendapatkan keuntungan.

Padahal, nominal keuntungan yang dimaksud hanya ada dalam bentuk saldo di dalam aplikasi, dan sama sekali tidak pernah bisa dicairkan.

“Supaya gua percaya, padahal yang ngomong terima kasih kak, itu bot semua,” tandasnya.

Sebagai pihak Kepolisian, Soebeti mengatakan bahwa Polri tentu tidak bisa serta merta menebas habis semua sindikasi dan praktik scam online semacam itu dalam waktu cepat. Sebab praktiknya yang terlalu besar sementara jumlah SDM kepolisian yang bertugas tentu cukup terbatas.

“Satu dua tiga mungkin terungkap, tapi kalau semuanya butuh sumber daya yang besar. Bisa (dicari), tapi banyak sekali masalahnya,” tutur Soebeti.

Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak yang memiliki platform untuk ikut melakukan edukasi, sehingga bisa lebih banyak orang agar dapat dicegah menjadi korban praktik scamming online semacam itu.

“Banyak sekali orang-orang yang baru melek digital, akhirnya jadi korban-korban. Belum lagi scam-scam link. phishing-phishing itu,” tegasnya.

- Advertisement -
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
7 Shares
💬 Memuat kolom komentar Facebook...
Cloud Startup - Bikin Website Kamu Makin Ngebut

Berita Terkait

Terbaru

holopis holopis