HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengamat Kebijakan Publik, Fernando Emas menyambut baik arahan Presiden Prabowo Subianto terkait perayaan Natal 2025 agar berlangsung sederhana.
Menurutnya, perayaan Natal tahun ini memang sepatutnya dilaksanakan dengan penuh empati dan kepekaan sosial, menyusul bencana di sejumlah wilayah di Sumatera yang telah menelan ribuan korban jiwa.
“Dalam situasi duka nasional akibat bencana di Sumatera, arahan Presiden Prabowo agar perayaan Natal 2025 berlangsung sederhana tentu patut diapresiasi,” ujar Fernando kepada Holopis.com melalui sambungan telepon, Senin (15/12/2025).
Sebagaimana diketahui, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dihimpun Holopis.com per Senin siang (15/12/2025), korban akibat bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara telah mencapai 1.022 orang.
Selain itu, BNPB juga mencatat masih ada 206 orang yang menghilang dan 7.000 orang terluka, serta lebih dari 600 ribu orang masih bertempat di tenda-tenda pengungsian.
Melihat hal ini, Fernando menilai penyelenggaraan perayaan Natal berskala besar dengan nuansa seremonial yang berlebihan berpotensi menimbulkan jarak emosional dengan para korban bencana dan keluarganya.
Menurutnya, negara dan masyarakat perlu menunjukkan kehadiran yang nyata bagi mereka yang sedang berjuang memulihkan kehidupan pascabencana.
“Perayaan yang lebih sederhana, disertai aksi nyata seperti penggalangan dana, doa lintas agama, dan dukungan psikososial, akan jauh lebih relevan secara sosial,” katanya.
Fernando juga mendorong pemangku kebijakan untuk menjadikan momentum Natal tahun ini tidak hanya sekadar agenda rutin tahunan, tetapi juga sebagai sarana konsolidasi solidaritas nasional.
“Ini momen refleksi bersama. Natal bisa menjadi pengingat bahwa kemanusiaan harus berada di atas kepentingan simbolik. Sensitivitas kebijakan publik di masa krisis justru menjadi tolok ukur kedewasaan demokrasi kita,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan penyelenggara natal di seluruh gereja di Tanah Air untuk menyampaikan pesan-pesan penguatan moral dan kepedulian terhadap korban bencana.
“Empati tidak pernah membuat sebuah perayaan Natal kehilangan makna. Justru empati yang tulus akan membuatnya lebih bermakna,” pungkas Fernando.
Perayaan Natal Nasional 2025 Berlangsung Sederhana
Ketua Panitia Maruarar Sirait memastikan perayaan Natal Nasional 2025 yang akan berlangsung pada 5 Januari 2026 di Istora Senayan akan berjalan dalam suasana yang sederhana.
Hal itu dikarenakan situasi di Indonesia yang masih dalam suasana keprihatinan, usai bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, serta erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur.
Perayaan Natal Nasional secara sederhana juga sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, serta sejalan dengan makna Natal sebagai momen solidaritas bagi mereka yang menderita, sebagaimana esensi Natal tahun ini yaitu kerendahan hati dan kepedulian.
“Presiden Prabowo meminta agar Natal diselenggarakan sederhana, biaya efisien, dan berdampak langsung bagi masyarakat,” ujar Maruarar pada Selasa (9/12/2025).
Acara puncak hanya menggunakan maksimal 30 persen dari total dana yang terkumpul. Tidak ada artis nasional. Panitia memilih penyanyi daerah dan talenta lokal.
Dekorasi dibuat sederhana, termasuk pohon Natal yang dirangkai dari buah-buahan lokal, simbol kesederhanaan dan syukur. Makanan untuk peserta disiapkan UMKM, bukan dari hotel besar.
Pun untuk perayaan nantinya juga bakal dihadiri sekitar 3.800 orang, dengan 3.000 di antaranya berasal dari kelompok pelayan gereja, anak yatim, guru sekolah minggu, dan penyandang disabilitas.
Dalam perayaan itu juga akan tampil 400 paduan suara gabungan Kristen–Katolik dan ratusan partisipan dari berbagai profesi.



