HOLOPIS.COM, JAKARTA – Yogyakarta adalah kota yang kaya akan budaya, sejarah, dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Selain dikenal sebagai pusat seni dan pendidikan, masyarakat Yogyakarta juga mempunyai sejumlah pantangan dan mitos yang masih dipercayai oleh banyak orang hingga sekarang.
Beberapa larangan ini tidak hanya berkaitan dengan kepercayaan lokal, tetapi juga menjadi bagian dari kearifan budaya setempat yang dihormati oleh warga dan pengunjung. Berikut adalah daftar larangan serta mitos yang populer di Yogyakarta beserta penjelasan masing-masing :
1. Larangan Memakai Baju Warna Hijau di Pantai Yogyakarta
Di beberapa pantai di Yogyakarta, terutama Pantai Parangtritis, ada kepercayaan bahwa memakai baju warna hijau tidak dianjurkan. Mitos ini berkaitan dengan legenda Nyi Roro Kidul, sosok dalam cerita rakyat Jawa yang dipercaya sebagai penguasa Laut Selatan. Menurut kepercayaan tersebut, memakai warna hijau bisa menarik perhatian makhluk gaib ini, dan konon bisa berakhir dengan kejadian tidak menyenangkan seperti terseret ombak.
2. Larangan Memakai Batik Motif Garuda di Keraton Yogyakarta
Saat berkunjung ke Kraton Yogyakarta, pengunjung diimbau tidak memakai batik bermotif garuda. Batik motif ini secara tradisional dianggap sebagai busana khusus keluarga kerajaan.
Kepercayaan lokal mengatakan bahwa memakai motif ini tanpa hak dapat membawa sial atau dianggap tidak menghormati tradisi. Oleh karena itu, banyak wisatawan memilih motif lain saat memasuki wilayah Kraton.
3. Larangan Membawa Pasangan ke Candi Ratu Boko
Ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa pasangan romantis sebaiknya tidak berkunjung bersama ke Candi Ratu Boko. Kepercayaan lokal menyebutkan bahwa hubungan pasangan yang berkunjung ke lokasi ini dikhawatirkan akan kandas atau mengalami hal kurang baik. Meskipun ini tidak memiliki dasar ilmiah, beberapa orang tetap berhati-hati karena tradisi tersebut.
4. Larangan Membawa Pasangan ke Candi Prambanan
Candi Prambanan juga memiliki mitos serupa, yaitu larangan membawa pasangan saat berkunjung. Mitos ini biasanya dikaitkan dengan cerita legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.
Konon, hubungan antara dua tokoh legenda tersebut berujung tragis, sehingga dipercaya bahwa pasangan yang datang bersama ke Prambanan memiliki peluang besar mengalami hal serupa.
5. Ritual Masangin di Alun-Alun Kidul untuk Pasangan
Di Alun-Alun Kidul Yogyakarta terdapat sebuah ritual yang dikenal sebagai Masangin, yaitu berjalan di antara dua pohon beringin kembar dengan mata tertutup. Walaupun bukan larangan, ritual ini dipercaya sebagai cara untuk menguji kesetiaan atau mendapatkan kebahagiaan bersama pasangan. Pasangan yang berhasil melalui ritual ini dianggap memiliki hubungan yang tulus dan harmonis.
6. Mitos Memeluk Tugu Jogja Agar Kembali ke Yogyakarta
Ada kepercayaan yang populer di kalangan wisatawan bahwa memeluk Tugu Yogyakarta atau berfoto erat dengan tugu ini dapat membawa keberuntungan dan kesempatan untuk kembali lagi ke kota ini di masa depan. Meskipun ini bukan larangan, beberapa orang mengikutinya sebagai bagian dari pengalaman budaya saat berkunjung ke Jogja.
7. Mitos Minum Air di Selokan Mataram untuk Kembali ke Jogja
Di sekitar area Selokan Mataram, terdapat mitos yang mengatakan bahwa minum sedikit air dari selokan ini bisa membuat seseorang kembali ke Yogyakarta suatu hari nanti. Cerita ini beredar di kalangan masyarakat dan mahasiswa setempat, meskipun sebagian besar orang menganggapnya sebagai tradisi ringan atau hiburan semata.
8. Mitos di Taman Sari untuk Keharmonisan Pasangan
Taman Sari, bekas taman istana kerajaan, memiliki mitos bahwa pasangan yang berkjjojoersama akan memiliki hubungan yang langgeng dan harmonis. Kepercayaan ini berkaitan dengan sejarah Taman Sari sebagai tempat istirahat dan berkumpul bagi keluarga kerajaan. Walaupun bukan larangan, keyakinan ini tetap diikuti oleh banyak pasangan yang berkunjung ke tempat tersebut.



