HOLOPIS.COM, PAPUA – Raja Ampat, mutiara di ujung timur Indonesia, baru-baru ini menjadi panggung bagi sebuah ekspedisi eksklusif yang dirancang untuk memantapkan citranya sebagai destinasi selam paling premium di dunia.
Bertajuk “Beyond the Barrier: Raja Ampat Awaits!”, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berkolaborasi dengan Katembe Indonesia menyelenggarakan Familiarization Trip (Famtrip) untuk memboyong para pakar wisata selam dan jurnalis foto bawah laut berpengaruh dari Australia.
Australia, yang terbukti menjadi pasar yang sangat potensial dengan 49% wisatawan mereka datang ke Indonesia khusus untuk menikmati keindahan bahari, menjadi target utama. Ekspedisi ini bukan sekadar liburan, melainkan langkah strategis untuk mengukuhkan Indonesia sebagai kiblat wisata bahari global.
Selama sepekan penuh (26 November–2 Desember 2025), empat representasi industri selam top Australia, termasuk Nigel Marsh, fotografer bawah laut ternama menyelami titik-titik ikonik yang selama ini hanya ada di daftar impian (bucket-list) para penyelam dunia.
Para peserta menjelajahi labirin karang yang menawan di Melissa’s Garden, berinteraksi dengan Manta Ray raksasa di Manta Sandy, dan merasakan sensasi arus deras yang membawa kehidupan di Blue Magic.
Lokasi lain seperti Mioskon, Friwen Wall, Batu Lima, Sawandarek, dan Arborek semakin menegaskan status Raja Ampat sebagai pusat keanekaragaman hayati laut terbesar di Bumi.
“Keberagaman titik selam ini menegaskan posisi Raja Ampat sebagai bucket-list diving destination yang tidak hanya menawarkan pengalaman selam kelas dunia, tetapi juga memadukan keberlanjutan dan konservasi,” ungkap Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini.
Suatu hal yang menjadikan perjalanan ini unik adalah perpaduan petualangan bawah laut dengan pengalaman budaya yang mendalam. Selain panorama karst legendaris di Piaynemo, para tamu istimewa ini juga berkesempatan mengunjungi suku lokal yang dijuluki “Viking Papua” di Desa Wisata Arborek.
Interaksi langsung dengan masyarakat lokal memberikan pemahaman bahwa wisata bahari di Raja Ampat bukan hanya tentang terumbu karang yang indah, tetapi juga tentang manfaat langsung dan pelestarian yang melibatkan komunitas. Pengalaman bermalam di Katembe Private Island turut melengkapi perjalanan premium ini.
Mengakhiri Famtrip yang sukses, para peserta mengikuti pertemuan bisnis di Le Meridien Jakarta bersama para pemangku kepentingan wisata bahari Indonesia. Pertemuan ini menjadi penekanan atas komitmen Indonesia, khususnya Kemenpar, untuk tidak hanya meningkatkan kunjungan, tetapi juga menjaga kelestarian alam.
Made menegaskan bahwa karena Raja Ampat merupakan destinasi premium, aspek keberlanjutan harus menjadi prioritas utama. Kolaborasi antar-mitra strategis seperti Katembe Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Garuda Indonesia Sydney, dan Marriott Bonvoy diharapkan dapat memperluas eksposur Raja Ampat di pasar Australia, sambil memastikan kualitas dan kelestarian alam bawah laut tetap terjaga.
Perjalanan ini diharapkan menjadi langkah nyata yang memicu gelombang baru kunjungan wisatawan Australia khususnya para penyelam yang mencari pengalaman bahari kelas dunia yang bertanggung jawab.



