HOLOPIS.COM, Medan – Bencana banjir dan longsor menerjang sebagian kabupaten dan kota di Sumatera Utara hampir sepekan terakhir ini. Dari data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lebih dari 40 orang dilaporkan meninggal dunia.
Berdasarkan data BPBD Sumatera Utara per Kamis malam, (27/11), tercatat ada 47 orang meninggal dunia imbas bencana hidrometeorologi itu. Bencana banjir dan longsor menerjang 13 daerah tingkat kabupaten dan kota di Sumut.
“Dari sementara, sampai hari ini (Kamis) ada 123 korban. Dengan di antaranya 47 korban meninggal dunia,” kata Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih dikutip pada Jumat, (28/11/2025).
Tuahta mengatakan 9 korban dilaporkan masih hilang. Sementara, 67 korban lagi mengalami luka berat dan luka ringan.
Menurut dia, total korban itu berasal dari tujuh kabupaten dan kota di Sumut. Daerah dengan korban terbanyak berada di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan 73 korban rinciannya 15 meninggal, dan 58 luka-luka.

Lalu, di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan 18 korban terdiri atas 5 meninggal, 4 hilang dan 9 luka-luka. Untuk Kota Sibolga tercatat ada 17 warga meninggal.
Lalu, di Kabupaten Tapanuli Utara ada 8 korban dengan rincian 3 meninggal dan 5 hilang.
“Tapanuli Tengah itu ada 4 korban meninggal, lalu Pakpak Bharat 2 korban meninggal, dan Padangsidempuan 1 korban meninggal,” tutur Tuahta.
Dari keterangan BPBD Sumut, 13 kabupaten dan kota saat ini dilanda bencana banjir dan longsor yakni Sibolga, Tapanuli Tengah, Langkat, Mandailing Natal, Nias Selatan, dan Tapanuli Utara.
Daerah lain di Sumut yang dilanda bencana hidrometeorologi yakni Tapanuli Selatan, Binjai, Medan, Deli Serdang, Padangsidempuan, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan.
Dampak bencana di Sumut ini, ribuan warga mengungsi di sejumlah kabupaten Sumut.
“Pengungsi sementara terjadi di empat kabupaten yaitu 776 KK di Mandailing Natal, 3.000 jiwa di Tapanuli Selatan, 240 KK di Padangsidimpuan, 19 KK di Tapanuli Utara,” tutur Tuahta.



