HOLOPIS.COM, KARAWANG – Puluhan relawan dari berbagai komunitas turun menyusuri aliran Sungai Cimareleng di perbatasan Desa Sukaharja dan Peuseurjaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Minggu (16/11).
Dengan membawa perahu karet, karung besar, dan alat pengait, mereka mengangkat satu per satu tumpukan sampah plastik, kayu lapuk, hingga limbah rumah tangga yang menumpuk di badan sungai.
Aksi peduli lingkungan ini diinisiasi oleh Karawang Tanggap Peduli (KTP) bekerja sama dengan Pemdes Sukaharja, BPBD Karawang, Komunitas Lingkungan Gurita, Mapala UBP, serta Pemdes Peuseurjaya.
Gerakan lintas elemen tersebut menjadi bentuk keprihatinan bersama atas kondisi sungai yang semakin tertekan oleh volume sampah dan ancaman banjir musiman.
Ketua Umum KTP, H. Asep Mulyana, menegaskan kegiatan ini tidak hanya sebatas kegiatan bersih-bersih rutin, tetapi merupakan upaya membangun kesadaran kolektif di tingkat warga bantaran sungai.
“Yang paling penting adalah menumbuhkan kesadaran warga agar tidak membuang sampah ke sungai. Dampak negatifnya terlalu banyak, mulai dari banjir hingga pencemaran yang akhirnya mengalir ke Citarum,” ujar Asep, seperti dikutip Holopis.com.
Pantauan di lapangan menunjukkan para relawan bergerak dalam dua kelompok. Sebagian menyisir pinggir sungai, sementara lainnya menggunakan perahu karet untuk menjangkau area yang dipenuhi sampah mengapung.
Pada beberapa titik, sampah terlihat menumpuk dan membentuk gundukan menyerupai delta kecil, yang menghambat laju air dan memperburuk risiko banjir.
Asep menilai kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan. Jika tidak ada penanganan serius, dampaknya bukan hanya dirasakan di aliran Cimareleng, tetapi juga di Sungai Citarum sebagai hilir utama.
Giat pembersihan yang berlangsung sejak pagi hingga siang itu mengandalkan kerja gotong royong. BPBD menyiapkan perlengkapan keselamatan, komunitas lingkungan melakukan pemetaan titik kritis, sementara pemerintah desa mengoordinasikan partisipasi warga.
“Gerakan ini adalah upaya membangun kolaborasi lintas komunitas, warga, pemerintah hingga dunia usaha. Sungai hanya bisa pulih kalau dijaga bersama,” tambah Asep.



