Abu Rusydan : Prabowo Bukan Musuh Kita
HOLOPIS.COM, JAKARTA - Mantan amir sekaligus pendiri Jamaah Islamiyah (JI) Abu Rusydan bahwa Indonesia adalah negara yang harus dijaga bersama-sama, salah satunya sebagai tempat untuk menyebarkan ilmu agama Islam yang lebih moderat dan damai.
Terlebih menurutnya, pemerintahan Indonesia saat ini tengah menjalankan tugasnya sesuai dengan konstitusi. Sehingga tidak boleh ada yang mengganggu, justru harus ikut menjaga agar negara Indonesia tetap berjalan dengan baik.
Hal ini disampaikan oleh Abu Rusydan dalam seminar bertemakan "Transformasi Ideologi Eks Jamaah Islamiyah Wilayah Jakarta" yang diselenggarakan di Hotel Merapi Merbabu, Bekasi, Jawa Barat pada hari Minggu (9/11/2025).
"Pemerintah Indonesia bukan pemerintahan kafir yang membuat kita wajib menyusun rencana untuk menggulingkannya. Pemerintah Indonesia patuh pada undang-undang yang berasal dari kesepakatan segenap masyarakat," kata Abu Rusydan seperti dikutip Holopis.com.
Karena itu, ia pun menyatakan kepada seluruh eks JI dan simpatisannya untuk memastikan terciptanya kondusifitas di negara ini. Jangan sampai ada yang berpikir bahwa pemerintahan Indonesia saat ini adalah pemerintahan yang harus diperangi.
"Saya menekankan bahwa pemerintah bukan musuh kita, Prabowo bukan musuh kita," ujarnya.
Lebih lanjut, ia pun menyatakan bahwa sejak awal berdirinya Jamaah Islamiyah, tujuannya adalah untuk sarana belajar dan menuntut ilmu seputar keislaman. Bahkan ia juga menyatakan Islam bukan agama yang mengajarkan kekerasan. Sehingga ia sangat tidak sepakat ketika ada umat Islam yang mencoba melakukan aksi-aksi radikalisme dan terorisme menggunakan agama sebagai landasan berpikir.
"Saya tdiak sepakat adanya aksi-aksi kekerasan atas nama agama, karena tidak ada dalil atau hujjah yang bisa membenarkan semua aksi ini," tuturnya. "JI sejak awal didirikan oleh dan untuk ilmu. Sehingga aksi-aksi teror yang terjadi di masa lalu sebetulnya tidak merepresentasikan JI sama sekali, ia murni aksi kejahatan," sambung Abu Rusydan.
Karena dasar itulah, akhirnya Jamaah Islamiyah yang telah ia dirikan harus dibubarkan karena sudah dianggap mudharat bagi banyak pihak. Sehingga Abu Rusydan menyatakan secara terbuka, bahwa seluruh mantan petinggi dan anggota Jamaah Islamiyah harus kembali ke jati diri Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Mereka akan mencintai Indonesia sebagai negara yang harus dijaga dengan baik demi kemaslahatan semua pihak.
"Kita begitu mencintai NKRI. Sekarang saya siap mati untuk negeri ini. Maka siapa pun yang ingin melakukan kekerasan atau merusak kedaulatan NKRI, dia akan berhadapan dengan saya," tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh juniornya, yakni Ustadz Para Wijayanto. Di kesempatan yang sama, ia juga sangat menentang aksi kekerasan dan terorisme. Sebab hal itu tidak sejalan dengan semangat keislaman yang dikaji oleh Jamaah Islamiyah.
Ketimbang melakukan kemudharatan dengan menebar kekerasan, ia mengajak semuanya untuk bisa berbuat jauh lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia.
"Kita bukan hanya harus menolak segala bentuk aksi kekerasan, tetapi juga harus aktif melakukan segala upaya untuk menebarkan manfaat," kata Ustadz Para Wijayanto.
Lebih lanjut, amar ma'ruf nahi munkar merupakan landasan utama dalam aktivitas sosial dan keagamaan. Namun yang patut diingat dan dipedomani adalah, amaliyah yang berkaitan dengan melakukan amal kebaikan harus dengan mencegah kemunkaran, bukan justru malah menciptakan kemunkaran baru.
"Melawan kemungkaran adalah perintah agama, karenanya hal ini harus terus dilakukan. Namun perlu kita tahu bahwa apabila suatu amal ketika dilakukan justru menimbulkan perpecahan atau bahkan permusuhan, maka amal itu tertolak dan batal dari kewajiban," tandasnya.