HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) secara agresif memulai reformasi tata kelola Sumber Daya Manusia (SDM) internalnya, bertekad menciptakan birokrasi yang adaptif dan berorientasi hasil.
Salah satu fokus utama adalah mengakhiri fenomena Aparatur Sipil Negara (ASN) yang stagnan di satu unit kerja hingga pensiun. Langkah strategis ini ditekankan oleh Plh. Sekretaris Kemenpar, Antonio Wasono Imam Prakoso, saat membuka Rapat Koordinasi Bidang SDM dan Organisasi di Jakarta pada Kamis (6/11/2025).
Menurut Antonio, evaluasi berkala dan redistribusi 2.687 ASN Kemenpar terdiri atas 1.761 PNS dan 926 PPPK adalah krusial. “Kita harus merefleksikan apa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun 2025. Yang tidak kalah penting adalah memastikan career path setiap ASN,” ujar Antonio.
Antonio secara tegas menyoroti perlunya evaluasi pendistribusian pegawai agar sesuai dengan analisis beban kerja, dengan harapan Jangan sampai ada ASN yang sejak awal berkarier hingga pensiun hanya berada di satu unit kerja tertentu.
Selain fokus pada penataan internal, Kemenpar juga menyampaikan komitmen kuat terhadap inisiatif pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Kemenpar mengumumkan alokasi 287 formasi untuk Program Magang Nasional.
Slot magang ini akan didistribusikan ke seluruh unit kerja Kemenpar, termasuk Politeknik Pariwisata dan Badan Otorita. Langkah ini diambil sebagai bagian dari paket ekonomi nasional dan upaya pembangunan kapasitas SDM pariwisata masa depan.
Lebih lanjut, Antonio mengingatkan pengelola kepegawaian untuk menjamin ketersediaan formasi bagi pegawai yang ingin meningkatkan jenjang pendidikan, mulai dari diploma hingga program doktor.
Rapat koordinasi yang berlangsung hingga 7 November ini juga menjadi ajang apresiasi bagi satuan kerja yang menunjukkan kinerja terbaik di bidang pengelolaan SDM.
Antonio menutup dengan pesan, bahwa seluruh upaya reformasi ini bukan hanya soal administrasi, melainkan peningkatan kompetensi dan profesionalisme aparatur demi menjawab tantangan pembangunan pariwisata yang semakin kompleks.



