HOLOPIS.COM, JAKARTA – BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) mengklaim bahwa kelompok radikal Jemaah Islamiyah atau JI saat ini sudah tidak ada lagi di Tanah Air.
Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono bahkan menyebut bahwa nama Jamaah Islamiyah saat ini hanya tinggal sejarah saja.
“JI tinggal sejarah,” kata Eddy dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Holopis.com, Selasa (1/7).
BACA JUGA
- Yusril Tarik Ucapannya Perihal Gibran Bakal Ngantor di Papua
- Yusril Bilang Presiden Prabowo Perintahkan Gibran Ngantor di Papua, Ini Tujuannya
- Prabowo Bakal Entaskan Kemiskinan Lewat Peluncuran 3 Program Utama
- Usai KTT BRICS 2025, Presiden Prabowo Langsung Terbang ke Brasilia untuk Bertemu Presiden Lula
- Donald Trump Kirim Surat ke Prabowo, Apa Isi Suratnya?
Dengan kondisi seperti itu, Eddy mengungkapkan bahwa saat ini negara tinggal bertugas untuk membina para mantan Jamaah Islamiyah yang sudah diamankan.
“Ini menjadi tanggung jawab negara dalam membina,” tegasnya.
Eddy mengungkapkan bahwa upaya deradikalisasi luar lapas yang dilakukan secara komprehensif dengan mengedepankan pendekatan kolaborasi kepada mantan anggota JI dan komitmen untuk terus mengevaluasi program yang berjalan.
“Program deradikalisasi luar lapas termasuk untuk mantan anggota JI, nanti ada 3 hal yang secara komprehensif akan diupayakan yakni pemberian wawasan keagamaan, wawasan kebangsaan dan kewirausahaan dan akan kami kolaborasikan dengan kementerian/lembaga. Kami akan terus evaluasi program kami,” jelasnya.
Sementara itu, mantan Amir (pimpinan tertinggi) JI, Ustadz Para Wijayanto mengingatkan rekan sesama mantan anggota agar selalu mengingat komitmen saat melepas baiat dan berikrar setia pada NKRI yakni 2T dan 2 K.
“Saya mengingatkan kembali kesepakatan hasil musyawarah saat kita melakukan pembubaran yakni melaksanakan 2T dan 2K. T pertama selalu bersikap transparan ini kunci untuk kita mendapat trust, kita sepakat untuk transparan dengan negara dalam hal berkoordinasi dan dalam proses reintegrasi. Kemudian, 2 K komitmen dan konsistensi, komitmen dengan poin yang sudah disepakati dan kita laksanakan sampai buah dari kesepakatan ini bisa dirasakan semua unsur bangsa,” kata Wijayanto.
