Investor Bimbang, Kesepakatan Dagang AS Tak Kunjung Dapat Jalan Temu

Berita Relasi :

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Indeks-indeks utama di Wall Street kembali mengalami tekanan pada perdagangan Selasa (6/5), seiring meningkatnya ketidakpastian terkait kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dengan mitra-mitra dagangnya.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyebut bahwa pasar kecewa karena belum adanya perkembangan konkret dari pernyataan yang disampaikan Presiden AS Donald Trump dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent pekan lalu.

Keduanya sempat mengindikasikan bahwa pengumuman terkait trade deal akan dilakukan dalam dua hingga tiga pekan ke depan. Namun hingga kini, sudah satu pekan berlalu tanpa adanya pernyataan resmi maupun tanda-tanda kemajuan.

“Progress negosiasi dagang dengan Tiongkok juga cenderung stuck, dimana kedua negara bahkan belum memulai negosiasi sama sekali,” ungkap Valdy dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (7/5).

Sementara itu, tekanan juga dirasakan di pasar Eropa. Indeks DAX Jerman memimpin pelemahan dengan koreksi sebesar 0,41% pada perdagangan Selasa.

Ketidakpastian politik menyusul terpilihnya Friedrich Merz sebagai Kanselir Jerman juga turut memengaruhi pergerakan pasar. Merz menang tipis dalam pemilihan parlemen dengan meraih 325 suara, hanya sedikit di atas ambang batas minimum 316 suara.

Dari pasar obligasi, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun tercatat turun ke level 4,298% pada Senin (5/5). Valdy menjelaskan, penurunan ini mencerminkan tingginya minat investor domestik maupun asing terhadap surat berharga pemerintah AS.

Selain itu, pelaku pasar tengah mencermati kemungkinan perubahan sikap The Federal Reserve terhadap arah kebijakan moneternya.

“Antisipasi tersebut dipicu oleh indikasi perlambatan aktivitas manufaktur di April 2025, kecenderungan peningkatan weekly jobless claims, dan yang paling jelas adalah kontraksi pertumbuhan ekonomi secara kuartalan pada kuartal I 2025,” jelas Valdy.

Di tengah sentimen global yang tidak menentu, harga emas justru mengalami lonjakan signifikan. Logam mulia ini tercatat menguat sebesar 2,7% ke level US$3.422,4 per troy ounce pada Selasa (6/5).

Kenaikan ini, menurut Valdy, turut didorong oleh aksi beli dari China serta rencana negara tersebut untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Dengan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven, investor global tampak mulai mengalihkan perhatian dari pasar saham ke instrumen yang lebih defensif.

Icon Holopis.com
Ikuti kami di Google News lalu klik ikon bintang. Atau kamu juga bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapat update 10 berita pilihan redaksi dan breaking news.
Web Hosting Bisnis
SP
Penulis dan Editor:
Sarah Prambudhi

Berita Terbaru

Jangan Lewatkan