JAKARTA – Google telah mengambil tindakan tegas dengan memblokir lebih dari 2,3 juta aplikasi Android yang didaftarkan ke Play Store sepanjang tahun 2024.
Langkah ini diambil untuk melindungi pengguna dari risiko aplikasi berbahaya yang melanggar kebijakan keamanan.
Dalam laporan keamanannya, Google mengungkapkan telah memblokir 158.000 akun developer yang mencoba mendistribusikan malware dan spyware melalui toko aplikasi Android.
Baca juga :
Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan lebih dari 2,2 juta aplikasi dan 333.000 akun developer diblokir pada tahun 2023, serta lebih dari 1,5 juta aplikasi dan 173.000 akun developer diblokir pada tahun 2022.
Keberhasilan ini sebagian besar disebabkan oleh penggunaan teknologi AI yang membantu peninjau manusia dalam mendeteksi aplikasi berbahaya.
“Saat ini, lebih dari 92% tinjauan aplikasi berbahaya oleh petugas manusia kami dibantu oleh AI, memungkinkan kami mengambil tindakan dengan lebih cepat dan akurat untuk mencegah aplikasi berbahaya beredar di Google Play,” ujar Google, seperti dikutip Holopis.com dari Bleeping Computer, Minggu (2/2).
Selain itu, Google Play Protect, sistem keamanan default Android, juga menerima peningkatan signifikan pada tahun 2024.
Play Protect kini memindai lebih dari 200 miliar aplikasi setiap hari, dan sepanjang tahun 2024, berhasil mengidentifikasi lebih dari 13 juta aplikasi malware baru yang berasal dari luar Play Store.
Fitur baru yang dapat memblokir instalasi APK bermasalah kini tersedia di lebih banyak negara seperti Brasil, Hong Kong, India, Kenya, Nigeria, Filipina, Afrika Selatan, Thailand, dan Vietnam, setelah sebelumnya diluncurkan di Singapura.
Meskipun perlindungan yang disediakan Google semakin canggih, pengguna tetap harus waspada saat menginstal aplikasi.
Unduh aplikasi hanya dari developer terpercaya, hindari aplikasi yang tidak diperlukan, perhatikan izin akses yang diminta, dan selalu aktifkan Play Protect.