JAKARTA – Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar menyinggung perihal Al-Qur’an yang menjadi kitab paling laris di dunia. Hal itu disampaikannya usai membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional ke-4 di Jakarta, Rabu (29/1).
Dia menuturkan, bahwa sebuah majalah perbukuan di Amerika mencatat tidak ada penerbitan di dunia yang mampu menandingi penjualan Al-Qur’an.
“Novel The Da Vinci Code yang pernah fenomenal saja hanya terjual lima juta eksemplar dalam satu tahun. Sementara Al-Qur’an, oplahnya jauh melampaui angka tersebut, baik di Amerika maupun di negara-negara Eropa,” ucapnya, Rabu (29/1) seperti dikutip Holopis.com.
Baca juga :
- Kemenag Catat Hampir 80 Ribu Jemaah Sudah Lunasi Biaya Haji Reguler
- Mau Belajar Kitab Kuning dan Baca Alquran di Bulan Ramadan, Silakan Daftar !
- Parkir Mobil Depan Rumah Haram, Ini Penjelasan Kemenag
- 23.339 Peserta Lulus Seleksi Administrasi Calon PPPK Kemenag Tahap 2
- Kapan Pemerintah Tetapkan Awal Ramadan 1446 Hijriah?
Menurut Menag, hal itu membuktikan bahwa Al-Qur’an tidak hanya menarik perhatian umat Islam, tetapi juga para ilmuwan yang terus mengkajinya.
“Semakin dikaji, semakin banyak rahasia yang terungkap tentang kedahsyatan Al-Qur’an,” tandasnya.
Adapun pada tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah ajang MTQ Internasional ke-4. Ia menyebut, ajang yang diikuti oleh delegasi dari 28 negara itu sebagai pesta rakyat yang menjunjung toleransi.
Hal tersebut terlihat dari keterlibatan lintas agama dalam pelaksanaannya. Bahkan lagu Mars MTQ, kata dia, pernah dinyanyikan oleh kelompok paduan suara Katolik dan Protestan.
“Panitianya bukan hanya dari umat Islam, tetapi juga dari pemeluk agama lain. Ini menunjukkan bahwa MTQ Internasional di Indonesia menjadi ajang yang menjunjung tinggi toleransi,” ujarnya.
Dikatakan Menag, nuansa pesta rakyat dalam MTQ ini muncul dari pelaksanaan yang sistematis dan berkelanjutan.
Setidaknya, kata Menag, terdapat 28 ajang MTQ digelar di Indonesia setiap tahun, mulai dari tingkat RT, RW, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, hingga internasional.
Pola ini menjadikan Indonesia satu-satunya negara di dunia yang secara konsisten menggelar MTQ dalam skala besar dan berjenjang.
“Saya sudah mengunjungi hampir semua negara, dan tidak ada satu pun yang menggelar MTQ seperti Indonesia. Tidak heran jika para delegasi kita selalu unggul dan sering menyabet juara pertama di berbagai ajang internasional,” ungkapnya.