JAKARTA – Influencer Ferry Koto menilai bahwa kemarahan PDIP kepada Joko Widodo saat ini berasal dari rasa kecele yang dialami ketika Pilpres 2024. Di mana sebelumnya PDIP menganggap bahwa Jokowi akan tegak lurus dengan sikap partai, ternyata berbalik.
Menurut Ferry, PDIP sebelumnya mengira bahwa Jokowi akan tetap mendukung calon dari usungan PDIP, yakni Ganjar Pranowo. Kemudian, mereka juga mengira bahwa Gibran Rakabuming Raka mau dicalonkan sebagai cawapres.
“Ini cuma soal berharap didukung Jokowi, eh Jokowi malah dukung Prabowo, berharap Gibran jadi Cawapres setelah putusan MK, eh Gibrannya lebih sreg dengan Prabowo,” tulis Ferry Koto di akun X pribadi @ferrykoto seperti dikutip Holopis.com, Senin (23/12).
Setelahnya, PDIP pun menganggap bahwa Gibran hanya anak kecil yang tidak memiliki kemampuan untuk menarik simpatik publik sehingga sangat percaya bahwa calon mereka yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud MD akan keluar sebagai pemenang.
Dan hasil dari Pilpres 2024, justru Ganjar-Mahfud yang mendapatkan persentase terkecil di bawah Anies-Imin. Di mana pasangan yang diusung oleh PDIP, Hanura, PPP, dan Perindo tersebut hanya mendapatkan 16,47% suara saja.
“Pede bisa menang Pilpres, sepelekan cawapres ingusan, eh cuma dapat 16%,” tukasnya.
Ia menilai bahwa sikap PDIP saat ini hanya bentuk akumulasi kekecewaan hasil Pilpres 2024. Di mana menurut Ferry, partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tersebut sempat merasa percaya diri akan menang hattrick dengan memenangkan Pilpres 2024. Fakatnya, mereka justru kalah telak.
“Yang masih sakit hati, abaikan,” tandasnya.
Ditambah lagi, saat ini ia menilai bahwa PDIP tak berani memberikan serangan politik kepada Presiden Prabowo Subianto, justru sibuk menyalahkan Joko Widodo yang saat ini sudah mereka pecat sebagai kader partai, sekaligus telah selesai berkuasa sebagai Presiden.
“Contoh halusinasinya, yang memerintah (Indoensia) dan berkuasa Presiden Prabowo, tapi yang mereka kritik Jokowi,” ketusnya.
Ditambah lagi, halusinasi yang sedang dialami oleh PDIP menurut Ferry adalah tudingan bahwa Joko Widodo akan mengacak-acak PDIP melalui Kongres PDIP tahun 2025. Bagi dia, hal ini tidak mungkin dilakukan Jokowi ketika melihat kekuatan Presiden RI ke 7 tersebut untuk saat ini.
“Ngarang-ngarang partainya mau diobok-obok. Lha yang dituduh orang yang sudah tak berkuasa. Kan edan. Jika mau obok-obok ya saat berkuasa dong,” pungkasnya.