JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara masih meyakini bahwa pelaksanaan Pilkada Jakarta masih berpotensi berlangsung dua putaran.
Hal itu disampaikan Igor Dirgantara menyikapi klaim sepihak dari pasangan nomor urut 3 Pramono Anung dan Rano Karno berdasarkan hitung cepat lembaga survei.
“Pilkada DKI Jakarta berpotensi dua putaran. Upaya Klaim kemenangan tim paslon 03 dengan raihan 50,07 adalah hal yang tidak signifikan,” kata Igor Dirgantara dalam keterangan tertulis yang dikutip Holopis.com, Jumat (29/11).
“Faktanya pasangan Pram-Rano belum bisa menembus angka psikologis 50+1 untuk bisa meraih kemenangan satu putaran,” imbuhnya.
Igor Dirgantara kemudian merujuk kepada Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2016, ayat 2 yang menyebutkan bahwa paslon Pilkada DKI yang tidak mendapat suara lebih dari 50 persen, maka akan diadakan Pilgub putaran kedua.
“Oleh karena itu potensi dua putaran akan terjadi di Pilgub DKI 2024 sebagaimana mengulang yang terjadi pada tahun 2017,” tukasnya.
Igor kemudian mengingatkan pasangan Pramono-Rano sebaiknya tidak usah terlalu jumawa dan merasa sudah meraih kemenangan di Pilkada Jakarta 2024.
“Lebih arif, jika paslon Pramono-Rano realistis menunggu hasil resmi dari real count KPU DKI Jakarta, sambil mempersiapkan diri untuk bertarung kembali dengan RK-Suswono di putaran kedua,” ujarnya.
Masyarakat Jakarta kemudian diminta sebaiknya juga jangan tertipu dengan deklarasi kemenangan satu putaran dari paslon tertentu, sebelum ada pernyataan resmi dari KPU.
“Namun jika tekanan publik membuat Pilkada DKI Jakarta menjadi satu putaran, maka pasangan RK-Suswono wajib hukumnya untuk menggugatnya ke Mahkamah Konstitusi karena ada dugaan dan indikasi kecurangan di sejumlah wilayah DKI Jakarta pada saat pemungutan suara,” tutupnya.