JAKARTA – Mobil listrik yang saat ini banyak beredar di jalan, menggunakan tenaga baterai sebagai salah satu komponen utama yang cukup berpengaruh.

Tapi, Sobat holopis tahu tidak jika baterai yang digunakan pada mobil listrik ternyata memiliki berbagai tipe.

Seperti dikutip Holopis.com dari laman jakartaautoweek, Minggu (24/11) setiap jenis baterai yang digunakan mobil listrik memengaruhi daya tahan dan jarak tempuh.

Karena, setiap baterai memiliki karakteristik yang berbeda, seperti waktu pengisian dan kinerja dalam berbagai kondisi cuaca.

Meskipun tidak berfungsi sebagai sumber daya utama, baterai tetap berperan dalam meningkatkan performa kendaraan.

Setiap jenis baterai memiliki umur dan ketahanan yang bervariasi. Namun, rata-rata umur baterai mobil listrik sekitar 10-15 tahun atau sekitar 200 ribu km.

Secara umum, baterai mobil listrik dapat digunakan hingga 1.000 kali pengisian penuh.

Sebelum Sobat Holopis memutuskan untuk membeli mobil listrik, pastikan mempertimbangkan semua informasi di atas. Pelajari lebih lanjut tentang jenis baterai yang sesuai dengan kebutuhan.

Berikut jenis-jenis baterai mobil listrik:

  1. Lithium-ion (Li-ion)

Jenis baterai mobil listrik yang pertama adalah baterai lithium-ion, yang banyak digunakan pada kendaraan listrik. Baterai ini memiliki rasio daya terhadap berat yang sangat tinggi, sehingga efisiensi energinya tergolong baik meskipun pada suhu tinggi.

Selain itu, baterai ini juga unggul dalam hal pengisian yang cepat, daya tahan, dan kepadatan energi yang lama meskipun berukuran kecil. Namun, baterai ini mengandung bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan manusia. Untungnya, baterai ini juga ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.

  1. Nickel-Metal Hydride (NiMH)

Baterai jenis ini sering digunakan pada mobil listrik tipe HEV (hybrid-electric vehicle) dan BEV (battery electric vehicle). Baterai NiMH tidak dapat diisi daya dari sumber eksternal, tetapi dapat terisi melalui putaran mesin dan roda, serta melalui proses pengereman regeneratif.

Baterai ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama, mudah didaur ulang, dan tidak berbahaya bagi kesehatan serta lingkungan. Namun, baterai ini tergolong cukup mahal.

  1. Lead-Acid

Baterai jenis lead-acid merupakan baterai jenis ini muncul lebih awal dibandingkan dengan jenis baterai lainnya. Berbeda dengan dua jenis sebelumnya, baterai lead-acid tidak memiliki kapasitas yang bersaing dan memiliki bobot yang lebih berat.

Baterai ini cenderung lebih murah dan aman. Saat ini, baterai ini lebih sering digunakan sebagai penyimpanan daya cadangan pada kendaraan komersial.

  1. Solid-State

Jenis baterai ini tidak mengandung elektrolit cair di dalamnya. Sebagai gantinya, baterai solid-state menggunakan elektrolit padat seperti keramik untuk menyimpan energi.

Penggunaan bahan sebagai elektrolit dalam baterai ini akan mengurangi kapasitasnya karena jejaknya lebih kecil dibandingkan dengan elektrolit cair tradisional. Hal ini memungkinkan kapasitasnya menjadi tiga kali lipat lebih besar daripada baterai Li-ion.