JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengaku mempelajari banyak hal dari negara Brazil dengan kelebihannya.
Hal itu disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Indonesia-Brazil Business Forum. Forum tersebut mempertemukan para pelaku usaha dari Indonesia dan Brasil untuk membahas peluang kerja sama ekonomi strategis, termasuk di sektor energi, industri, dan kemaritiman.
Dalam sambutannya, Prabowo menyoroti banyaknya kesamaan antara Indonesia dan Brasil. Mulai dari sumber daya alam maupun visi strategis untuk masa depan.
“Indonesia dan Brasil adalah negara besar dengan populasi yang besar pula. Kita memiliki sumber daya yang melimpah. Brasil sudah maju dalam industrinya, sementara Indonesia sedang berusaha menyusul melalui industrialisasi. Saya yakin, kita bisa menciptakan sinergi yang baik dan hubungan yang saling menguntungkan,” kata Prabowo Subianto dalam pernyataannya seperti dikutip Holopis.com, Senin (18/11).
Prabowo juga menyampaikan dukungannya terhadap peran Brasil sebagai salah satu anggota kunci BRICS, sebuah organisasi ekonomi yang semakin berpengaruh dalam kancah global. Prabowo mengungkapkan komitmen Indonesia untuk menjadi anggota BRICS sebagai bagian dari strategi memperkuat ekonomi nasional.
“Saya telah mengirim Menteri Luar Negeri untuk menghadiri KTT BRICS di Kazan, hanya sehari setelah kabinet saya dilantik. Indonesia ingin bergabung dengan Brasil dan negara anggota BRICS lainnya,” ungkapnya.
Selain itu, Prabowo menekankan pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi utama pembangunan sebuah negara. Ia menggarisbawahi program pemberian makanan gratis untuk anak-anak Indonesia sebagai prioritas pemerintahannya, seraya mempelajari keberhasilan Brasil dalam program serupa.
“Saya juga ingin belajar dari program Brasil yang telah sukses, dan saya telah meminta tim saya untuk mengatur kerja sama lebih lanjut dengan Duta Besar Brasil di Indonesia,” ucap Prabowo.
Dalam bidang energi, Prabowo menyoroti peluang besar untuk kerja sama, terutama dalam pengembangan biofuel dan energi terbarukan. Indonesia berambisi meningkatkan penggunaan biodiesel hingga 50 persen pada 2025, dengan memanfaatkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku utama.
Sementara itu, di sektor kemaritiman, Presiden Prabowo menyatakan Indonesia memiliki cadangan perikanan terbesar kedua atau ketiga di dunia, tetapi kekurangan 40.000 kapal penangkap ikan berkapasitas 150-300 GT. Presiden Prabowo pun mengundang pelaku usaha Brasil untuk berinvestasi di sektor ini, sekaligus mendukung program hilirisasi sumber daya alam Indonesia.
Prabowo kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk menciptakan iklim bisnis yang positif dan terbuka bagi investasi asing. “Kami bertekad menciptakan lingkungan bisnis yang positif,” tuturnya.