HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) akan merelokasi rumah warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri PKP, Maruarar Sirait mengatakan bahwa saat ini sudah ada 100 hektare lahan yang siap menjadi tempat relokasi. Lahan itu berada di dua Kecamatan, yang berjarak 20-30 kilometer (km) dari Gunung Lewotobi.
Lokasi untuk relokasi hunian yang disiapkan antara lain di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, tepatnya di Tanawawe, Tapowolo dan Balunamang.
Ketiga lokasi yang memiliki total lahan sekitar 50 hektare tersebut berada di satu kawasan yang jaraknya sekitar 20 km dari arah utara Gunung Lewotobi Laki-laki.
Sedangkan untuk lokasi lainnya berada di Desa Kobasona, Kecamatan Titihena, tepatnya di Kramak yang terletak sekitar 30 Km arah timur laut Gunung Lewotobi, dengan luas sekitar 50 hektare.
Pria yang akrab disapa Ara tersebut mengatakan, bahwa pihaknya bersama Panglima TNI, Kapolri, BNPB, Kementerian Sosial, hingga pemerintah daerah setempat akan meninjau lokasi yang akan menjadi tempat relokasi tersebut.
“Kalau semuanya oke, kami siap membangun rumah untuk Bapak Ibu sekalian,” kata Ara dalam keterangan resminya, yang dikutip Holopis.com, Kamis (14/11).
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengajak warga untuk nantinya pindah ke lokasi yang lebih aman dari risiko erupsi atau bahkan letusan Gunung Lewotobi di masa mendatang.
Dia menekankan, bahwa erupsi yang terjadi sejak 3 November dini hari lalu itu merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
“Bencana ini sudah kehendak Yang Maha Kuasa, jadi tidak bisa lagi kembali ke desa yang sudah hancur, tidak mungkin lagi dibangun di desa yang hancur itu walaupun di desa itu banyak kenangan. Karena tidak ada yang bisa menjamin beberapa tahun lagi kejadian serupa akan terulang,” tandasnya.