HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan menjadi salah satu pembicara dalam Asia Future Summit 2024 yang berlangsung di Singapura beberapa waktu lalu.

Luhut mengaku bahwa momen tersebut merupakan momen pertama bagi dirinya diundang sebagai pembicara dalam acara tersebut, dan ini baru terjadi pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Sebuah kehormatan bagi saya untuk berbicara di Asia Future Summit 2024. Ini adalah kali pertama saya diundang sebagai pembicara, dan hal ini terjadi di era pemerintahan Presiden @prabowo,” ujar Luhut melalui unggahan di akun Instagramnya, yang dikutip Holopis.com, Rabu (13/11).

Sebelum hadir dalam forum tersebut, Luhut pun meminta izin sekaligus meminta arahan Prabowo mengenai hal-hal apa saja yang nantinya perlu disampaikan olehnya dalam forum tersebut.

Pasalnya dalam forum itu, audiensi yang hadir berasal dari sektor swasta, para direksi Temasek, fund managers, dan senior bankers di Singapura.

Adapun dalam forum, Luhut menyampaikan bahwa Indonesia kini turut merasakan dampak dari tekanan global-mulai dari pelemahan ekonomi Eropa hingga potensi konflik Timur Tengah, serta disrupsi digital yang mempercepat perubahan ekonomi global.

“Tantangan-tantangan ini mendorong Indonesia untuk tetap menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Luhut.

Namun secara domestik, kata Luhut, Indonesia masih menunjukkan ketangguhan. Dimana tingkat inflasi masih terkendali, utang pemerintah stabil, dan target defisit fiskal sebesar 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2024 menempatkan Indonesia pada jalur yang benar.

Luhut menyampaikan, bahwa Pemerintah menerapkan disiplin pengeluaran dan memperluas inisiatif produktif agar setiap anggaran yang dikeluarkan dari kantong negara membawa dampak nyata bagi rakyat.

Dalam kesempatan itu, Luhut mengaku telah menyampaikan dua hal yang menjadi fokus Presiden Prabowo, yakni terkait pilar strategi ekonomi Indonesia dalam 5 tahun ke depan.

“Pertama, digitalisasi sebagai program prioritas, yang bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan,” terang Luhut.

Kemudian kedua, yakni pemanfaatan sumber daya alam dan energi terbarukan guna mencapai swasembada energi dan pangan, yang dipandang sebagai bentuk kesejahteraan berkelanjutan, sekaligus kemandirian bangsa dalam menghadapi tantangan global.

Di hadapan para Bankir dan Direksi Tamasek, Luhut menegaskan, bahwa Indonesia adalah mitra yang kuat dan negara yang tangguh. Terlebih dalam dunia yang semakin terhubung, kekuatan sesungguhnya terletak pada kemitraan yang solid dan saling mendukung.

“Dengan optimisme dan kesiapan matang, Indonesia siap menjaga stabilitas dan pertumbuhan domestik, sekaligus berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik di tingkat regional dan global,” pungkasnya.