HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Sugiono langsung menjalankan tugas perdananya ke pertemuan BRICS plus di Kazan, Rusia. Sugiono pun menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo terkait bagaimana Indonesia tidak bisa diam saja saat melihat ada kekejaman terjadi di dunia.
Apalagi, Prabowo selalu membahas bahwa Indonesia tidak mendukung penjajahan dalam bentuk apapun, apalagi, Indonesia adalah negara yang sudah pernah mencicipi kekejaman para penjajah.
“Indonesia tidak dapat berdiam diri saat kekejaman ini terus berlanjut, tanpa ada yang bertanggung jawab,” jelas Sugiono kepada wartawan, seperti dikutip Holopis.com, Jum’at (25/10).
Terkait bergabungnya Indonesia dengan BRICS, Sugiono menekankan bahwa bukan berarti Indonesia ikut akan kubu negara tertentu, tetapo Indonesia akan aktif berpartisipasi di semua forum.
“Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif, bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” katanya.
Ia mengatakan, program kerja BRICS sejalan dengan kerja dari kabinet Merah Putih, din mana ketahanan pangan, pemberantasan kemiskinan hingga memajukan SDM adalah fokus dari program kerja tersebut.
“Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South. Namun, kita juga melanjutkan keterlibatan atau engagement kiat di forum-forum lain,” jelasnya.
Bahas Palestina
Sugiono juga mengungkit soal Palestina dalam BRICS. Di akun Instagramnya, Ia mengatakan bahwa solidaritas untuk gencatan senjata sangatlah penting untuk dunia internasional saat ini.
“Di BRICS, saya juga tegaskan pentingnya solidaritas dan komitmen untuk segera lakukan gencatan senjata dan penegakan hukum internasional untuk perdamaian global, khususnya di Palestina,” kata Sugiono.
Kegiatan Sugiono diterima baik dengan masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat yang langsung memuji Sugono yang baru saja dilantik menjadi Menlu di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.
“Alhamdulillah siap bergabung dengan BRICS, plus keren Bapak Menlu Sugiono lanjutkan diplomasinya,” kata @fareplc.
Ada juga yang fokus dengan poin pembangunan untuk negara berkembang. Hal ini pun dinilai netizen bisa menguntungkan Indonesia.
“Yess mengedepankan hak pembangunan negara berkembang, bukan sebaliknya menghalangi jadi negara berkembang,” kata @wayomaiding.
Selain Indonesia, beberapa negara lain juga turut hadir dan bergabung dalam pertemuan itu, termasuk Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
Sebagai informasi, BRICS adalah singkatan dari Brazil, Russia, India, China, South Africa (Afrika Selatan), merupakan organisasi antarpemerintah yang beranggotakan Brazil, Russia, India, China, Afrika Selatan.
Empat negara pertama yang disebutkan adalah pendiri dari kelompok ini, sedangkan Afrika Selatan baru bergabung di tahun 2010.
Negara-negara anggota BRICS berupaya untuk menciptakan lingkungan internasional yang bersifat damai dan ikut mempromosikan demokrasi serta kesetaraan dalam dunia internasional