HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Joe Biden serta Wakil Presiden Kamala Harris dengan gamblang mengatakan bahwa kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar bisa menjadi awal muka gencatan senjata dilakukan antara Israel dan Palestina.
Seperti diketahuu, pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dibunuh oleh Israel di Gaza selatan.
Sinwar dinilai sebagai dalang serangan 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.2000 masyarakat Israel. Hal tersebut membuat Benjamin Netanyahu membunuh lebih dari 42.000 masyarakat Palestina hingga saat ini
Meskipun secara terbuka mengatakan bahwa perang ini akan berakhir dengan kematian, Joe Biden mengatakan bahwa saat ini dunia harus bisa menuju arah yang lebih baik dan bergerak menuju gencatan senjata di Gaza.
“Sekarang adalah waktunya untuk bergerak maju. Bergerak menuju gencatan senjata di Gaza, pastikan bahwa kita bergerak ke arah yang bisa membuat segalanya lebih baik lagi,” kata Joe Biden, dikutip Holopis.com, Jum’at (18/10).
Biden mengklaim bahwa pihaknya kali ini sedang fokus dalam membawa pulang para sandera.
“Sudah waktunya perang ini berakhir dan membawa pulang para sandera. Jadi itulah yang sikap kami lakukan,” katanya.
Tak hanya berbicara belaka, Joe Biden mengirimkan diplomatnya, Antony Blinken ke Israel dalam lima hari ke depan untuk membahas kondisi pasca perang.
“Kami akan memikirkan apa yang akan terjadi lusa nanti, bagaimana kami mengamankan Gaza dan melanjutkan perjalanan,” kata Joe Biden.
Yahya Sinwar Dibunuh Pasukan Israel
Sebagai informasi Sobat Holopis, pemimpin Hamas Yahya Sinwar meninggal dunia setelah dibunuh oleh pasukan Israel di Gaza Selatan. Yahya Sinwar telah memimpin Hamas sejak tahun 2017 dan memimpin serangan di Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.
Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pembunuhan terhadap pemimpin Hamas itu adalah awal dari akhir peperangan panjang dengan Gaza.
Awalnya, konfirmasi apakah sosok yang sudah dibunuh adalah Yahya Sinwar membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pasukan Israel harus melakukan konfirmasi memndalam melihat dari gigi dan sidik jari. Israel memiliki banyak informasi soal Yahya, karena ia pernah ditahan di penjara Israel.