HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hashim Djojohadikusumo memastikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam pemerintahannya nanti tidak akan gegabah dalam mengambil kebijakan perihal utang negara.
Hal itu sejalan dengan janji kampanye Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang bakal meningkatkan rasio utang negara terhadap produk domestik bruto (PDB).
Hashim menuturkan, bahwa pemerintah Prabowo Subianto nantinya akan lebih bijaksana dalam menambah utang negara. Meskipun kata dia, Indonesia sejatinya masih memiliki cukup ruang untuk menarik utang baru.
“Pak Prabowo tidak akan naikkan, dia tidak akan tambahkan utang nasional kita secara mendadak. Tidak akan drastis,” ujarnya dalam keterangannya di Menara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Jakarta, Senin (7/10).
Hashim menuturkan, bahwa rasio utang Indonesia per akhir Juli 2024, masih tercatat berada di level 38,68 persen terhadap PDB. Angka itu masih jauh lebih baik ketimbang negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Bahkan kata dia, rasio utang Indonesia itu masih jauh lebih baik dari negara tetangga Malaysia yang rasio utangnya kini mencapai 60 persen lebih.
“Saat ini perekonomian Indonesia dianggap under leverage (utangnya rendah),” kata Hashim menegaskan.
Namun untuk memenuhi janji kampanye untuk menaikkan rasio utang, pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rabuming Raka diyakni tidak akan menambah utang secara mendadak dan drastis.
Di sisi lain, Prabowo akan berupaya menambal kebocoran pajak dengan mengejar wajib pajak yang tidak taat melakukan kewajibannya membayar pajak.
“Maka ide kita, kita menutup kebocoran-kebocoran, kan revenue negara akan masuk. Terus kita bisa tambah, mungkin setiap tahun mungkin kita tambah 1-2 persen (penerimaan negara),” ujarnya.
“So, tidak benar bahwa kita akan tambahkan utang nasional secara mendadak,” tegasnya mengakhiri.
