HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengklaim, pihaknya per Agustus 2024 telah menjamin sebanyak 99,78 persen atau setara 15.81 juta rekening nasabah.
Angka tersebut mencakup nasabah Bank Perekonomian Rakyat (BPR) serta Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS). Sementara rekening nasabah bank umum yang dijamin seluruh simpanannya sebanyak 592,42 juta rekening.
“Cakupan simpanan perbankan tersebut nilainya berada di atas amanat Undang-Undang LPS (UU No 24/2004) yang sekurang-kurangnya sebesar 90 persen,” ujar Purbaya dalam konferensi pers, Senin (30/9) seperti dikutip Holopis.com.
Selain itu, cakupan penjaminan simpanan tersebut juga telah berada di atas rata-rata dari negara-negara anggota International Association of Deposit Insurer atau IAD yang berada di level 80 persen.
Purbaya dalam paparannya juga menyampaikan, bahwa LPS sampai dengan September 2024 telah menangani 15 BPR yang bangkrut hingga dicabut izin usahanya.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi atas 8 BPR yang bangkrut pasca penerapan Undang Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), ditambah 7 BPR lainnya sehingga menjadi 15 BPR, dengan jumlah rekening mencapai 108.288 rekening.
Sementara itu, Anggota Dewan Komisioner LPS Bidang Program Penjaminan Simpanan dan Resolusi Bank, Didik Madiyono menyebut total dana yang telah dicairkan untuk membayar simpanan nasabah dari 15 BPR ini mencapai Rp899,37 miliar.
Dari hasil verifikasi, kata dia, LPS telah menyatakan 99,23 persen atau 107.457 rekening dari 108.288 rekening sudah layak dibayar, dengan total simpanan yang layak dibayar sebesar Rp719,37 miliar.
“Nah dari dasar itu kita sudah melakukan dropping pembayaran sebesar Rp658,79 miliar. Jadi tadi sudah didropping yang tadi dari simpanan layak bayar Rp719 miliar tadi,” terang Didik.
