HOLOPIS.COM, JAKARTA – Amerika Serikat geram dengan Israel yang menolak desakan gencatan senjata di Lebanon. Juru Bicara Keamanan Nasional, John Kirby mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak mungkin melakukan desakan ini jika tidak yakin bahwa Israel seharusnya menerima.
“Kami tidak akan membuat pernyataan itu, kami tidak akan berusaha soal itu, jika kami tidak yakin Juru dengan hasil pembicaran bersama Israel terkait tujuan itu,” kata Juru Bicara Keamanan Nasional, John Kirby, dikutip Holopis.com, Jum’at (27/9).
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa keputusan Netanyahu menolak gencatan senjata adalah sebuah kesalahan.
Padahal menurutnya, rencana gencatan senjata sudah disusun oleh Benjamin Netanyahu sendiri.
Penolakan dari Israel ini juga membuat Amerika Serikat geram. Padahal menurut mereka, proposal gencatan senjata sudah dipersiapkan dengan demikian rupa.
Benjamin Netanyahu Bersikeras Hajar Hizbullah di Lebanon
Israel menolak desakan dari sekutu mereka untuk melakukan gencatan senjata selama 21 hari. Israel tetap pada pendiriannya untuk memerangi militan Hizbullah yang berada di Lebanon. Mereka tetap pada pendiran untuk terus melakukan serangan hingga menang.
Di perbatasan Israel, para tentara tengah melakukan latihan simulasi invasi darat, yang merupakan tahap potensial berikutnya setelah mereka melakukan serangan udara dan ledakan perangkat alat komunikasi.
“Kami sedang mempersiapkan bahu-membahu dengan Komando utara untuk melakikan manuver darat. Siap-siap jika diaktivasi,” kata Komandan Mayor Jenderal Israel Tomer Bar.
Sebagai informasi, serangan Israel si Lebanon telah menewaskan ratusan orang pada minggu ini. Hizbullah pun tetap melakukan serangan balik dengan menerbangkan roket.
Sementara itu, Amerika Serikat dan Prancis menyerukan 21 hari gencatan senjata di sela-sela acara Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.