HOLOPIS.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat semakin banyak orang yang menggunakan fitur Buy Now Pay Later (BNPL), seiring dengan berkembangnya bisnis pada sektor pembiayaan tersebut.

Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman menyampaikan, pihaknya mencatat jumlah pembiayaan di perusahaan pembiayaan Paylater tembus Rp 7,81 triliun.

“Outstanding pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) di Perusahaan Pembiayaan per Juli 2024 mencatat pertumbuhan 73,55% secara yoy menjadi Rp 7,81 triliun,” kata Agusman dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (7/9).

Agusman mengatakan, angka ini lebih rendah dari paylater pada perbankan. Dia meminta agar pengguna Payleter ataupun pinjaman melalui pinjaman online (pinjol) bijak dalam penggunaannya.

“Pengguna paylater atau fintech lending dihimbau agar tetap bijak dalam menggunakan layanan pembiayaan dengan mempertimbangkan kemampuan membayar,” terangnya.

Sementara itu, pinjaman melalui pinjol atau fintech P2P lending juga turut mengalami peningkatan. Tercatat, outstanding pembiayaan pada Juli 2024 terus meningkat menjadi 23,97 persen secara tahunan, dengan nominal sebesar Rp 69,39 triliun.

Kendati demikian, Agusman memastikan peningkatan yang terjadi pada pembiayaan berbasis daring tersebut masih dalam kondisi yang wajar.

“Tren pertumbuhan pembiayaan yang tetap terjaga memberikan sinyal bahwa industri multifinance dan fintech P2P lending memiliki kemampuan dalam memitigasi risiko penurunan daya beli masyarakat sehingga diperkirakan pembiayaan oleh multifinance dan fintech P2P lending dapat melanjutkan pertumbuhan,” pungkasnya.