HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mempertanyakan sikap pemerintah Arab Saudi soal pembagian keuntungan dari penyelenggaran ibadah haji setiap tahunnya.
Ma’ruf Amin menilai, meski selama ini Indonesia menjadi negara yang mendapatkan kuota haji terbesar, namun hanya memberi manfaat secara sepihak kepada masyarakat dan Pemerintah Saudi Arabia.
“Perjalanan haji dan umrah itu mendatangkan dana yang banyak, yang selama ini dinikmati oleh Saudi. Semua fasilitas pemondokan, transportasi, akomodasi, makan, juga konsumsi semuanya yang dapat itu Pemerintah Saudi,” kata Ma’ruf Amin dalam pernyataannya pada Senin (2/9) seperti dikutip Holopis.com.
Padahal, Ma’ruf Amin meyakini bahwa Indonesia sudah membawa uang ke Saudi Arabia melalui penyelenggaraan ibadah haji dan umrah dengan cukup besar. Namun, sangat disayangkan ketika efek bergandanya hanya dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat Saudi saja.
Ma’ruf kemudian menyoroti pembicaraan Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Menteri Keuangan Saudi untuk membahas manfaat yang dapat dirasakan kedua Negara dari penyelenggaraan ibadah tersebut.
Dari hasil pembicaraan itu, Ma’ruf Amin berharap agar pemerintah Saudi dapat membuat kebijakan yang memberikan manfaat tidak hanya pada satu pihak, namun juga terhadap pihak non-Saudi, termasuk Indonesia.
“Apa tidak sebaiknya manfaatnya itu jangan hanya untuk Saudi, tapi juga Indonesia dapat sebagiannya, kita bagi saja transportasinya, akomodasinya, supaya jangan Saudi semua yang dapat, kita pun dapat. Mudah-mudahan ke depan konsumsinya dan sebagainya akan ada, sehingga manfaatnya mulai balik,” bebernya.
Selain pada nilai manfaat, Ma’ruf juga menekankan agar pemerintah Indonesia bisa menjalin komunikasi yang lebih baik lagi dengan pemerintah Saudi agar penyelenggaraan haji dan umrah lebih baik.
Selain itu, Kementerian Agama melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dapat lebih akuntabel, transparan, berkualitas dan proaktif dalam menyusun langkah antisipatif dan mengurangi risiko layanan yang mungkin akan timbul.
Sementara itu, Ma’ruf Amin juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap pelanggaran yang tidak hanya merugikan umat Islam, tetapi juga nama baik negara.
“Sekarang ini masih dapat ditemukan berbagai pelanggaran oleh penyelenggara perjalanan haji dan umrah yang tidak hanya merugikan umat, tapi juga negara ini,” ungkapnya.
Ma’ruf kemudian menekankan pentingnya mencegah terjadinya tindakan kriminalisasi terhadap jamaah haji yang tidak patuh pada aturan serta menekankan perlunya sosialisasi yang lebih intensif mengenai hak dan kewajiban selama perjalanan haji dan umrah.
“Jangan sampai orang ini pergi haji, dianggap melakukan tindakan kriminal. Ini kan tidak pas dikriminalisasi, dianggap melakukan kriminal dalam rangka penyelenggaraan haji karena tidak patuh aturan,” tuntasnya.