HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menyambut langsung kedatangan Paus Fransiskus di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, pada hari Selasa (3/9), sekira pukul 11.26 WIB.
Hadir juga, Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia Ignasius Jonan, dan sejumlah pejabat Eselon I Kementerian Agama.
Dalam keterangannya, Gus Yaqut mengatakan bahwa kunjungan Paus ke Indonesia ini merupakan bagian dari perjalanan apostolik yang dilakukan di sejumlah negara di Asia.
“Ini kunjungan apostolik terpanjang dari beliau ya, mulai dari Indonesia, Papua New Guinea, kemudian Timor Leste, dan Singapura,” kata Gus Yaqut, Selasa (3/9) seoerti dikutip Holopis.com.
Menag menyampaikan bahwa kunjungan ini harus dimaknai sebagai keinginan untuk membangun perdamaian. Lantas, Gus Yaqut juga mengajak masyarakat Indonesia untuk dapat menunjukkan persatuan dan kesatuan, sebagai bagian dari sikap saling memahami, dan saling pengertian.
“Kami berharap beliau menyaksikan bagaimana keberagaman di Indonesia itu bisa terpelihara dengan baik,” ujarnya.
Kemudian, mantan Ketua Umum PP GP Ansor tersebut juga menyampaikan pesan dari Paus Fransiskus tentang pentingnya menjaga dialog antar-iman. Karena dialog tersebut bisa menjadi kunci bagi toleransi dan perdamaian dunia.
“Acara di Istiqlal nanti juga penting, karena setelah pertemuan dengan presiden, beliau akan melanjutkan di Istiqlal, ada acara Interfaith Dialogue. Saya kira ini manifestasi dari apa yang tadi beliau ucapkan, bahwa dialog itu menjadi kunci utama bagi sukses perdamaian, bukan hanya dunia, tapi antarumat manusia,” jelas Gus Men.
Pria yang juga karib disapa Gus Men ini juga memuji kesederhanaan Paus Fransiskus yang lebih memilih kendaraan yang sederhana, bukan kendaraan mewah. Termasuk menginap tidak juga di hotel mewah, tapi di Kedutaan Vatikan.
“Beliau ini pimpinan Tahta Suci Vatikan, pemimpin negara dan pemimpin umat. Dengan kesederhananya beliau tunjukkan, bagaimana beliau memilih kendaraan pun dengan cara yang sangat sederhana, dan ini patut untuk dicontoh,” puji Gus Men.
Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia ini, kata Gus Men, merupakan sebuah kebanggaan. Sebelumnya, Paus Paulus ke-6 juga telah mengunjungi Indonesia pada 1970, dan Paus Johannes Paulus ke-2 pada 1989.
“Yang paling penting menurut saya dari semua proses ini adalah mempererat hubungan antara Indonesia dan Vatikan,” tandas Gus Men.