HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sebanyak 50 orang di China meninggal dunia akibat hujan lebat yang melanda bagian tengah China setelah musim hujan deras yang terjadi di akhir Juli silam. Setelah upacara pencarian dilakukan barulah ditemukan korban meninggal, sementara itu lima belas orang masih dinyatakan hilang di kota Zixing.

Sementara itu, pemerintah China telah memberikan akses jalan, listrik, komunikasi, dan air di Kota Zixing. Penduduk yang terkena dampak pun sudah diberikan pemukiman dengan baik.

“Penduduk yang terkena dampak telah dimukimkan kembali dengan baik, dan rekonstruksi pascabencana sedang berlangsung,” demikian disampaikan pemerintah China dari media lokal, dikutip Holopis.com, Selasa (20/8).

Sebagai informasi, hujan deras yang terjadi di akhir juli di China telah menghantam lokasi Hunan. Hujan tersebut dipicu togan gaemi dan bergerak dari Filipina dan Taiwan.

Akibatnya, pihak berwenang mengevakuasi hampit 300.000 irang dan terpaksa menghentikan transportasi umum pada bulan lalu.

China belakangan ini memang sedang mengalami kondisi cuaca ekstrem pada musim panas. Hujan deras mengguyur bagian timur serta selatan, kemudian sebagain besar di wilayah utara.

Bahkan, hujan deras yang terjadi di provinsi utara Shaanxi telah menyebabkan jembatan jalan raya runtuh, dan menewaskan sedikitnya 38 orang.

Untuk tambahan informasi, China adalah negara penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia. Hal ini pun diduga telah mendorong perubahan iklim dan membuat cuaca ekstrem semakin sering terjadi dan juga sangat intens.

Apa Hubungan Rumah Kaca dan Perubahan Iklim

Rumah kaca adalah fenomena alam yang memainkan peran krusial dalam menjaga suhu Bumi agar tetap layak huni. Proses ini terjadi ketika gas-gas tertentu di atmosfer, yang dikenal sebagai gas rumah kaca, menangkap panas dari matahari dan mencegahnya lepas ke luar angkasa. Gas-gas ini termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan uap air (H2O).

Namun, aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri, telah meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer secara signifikan. Peningkatan ini menyebabkan efek rumah kaca yang lebih kuat, yang pada gilirannya memanaskan suhu global—proses yang dikenal sebagai perubahan iklim.

Peningkatan suhu global ini berdampak pada berbagai aspek lingkungan. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan pencairan es di kutub, kenaikan permukaan laut, dan perubahan pola cuaca. Ini mengakibatkan dampak seperti cuaca ekstrem, perubahan dalam ekosistem, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati. Perubahan iklim juga memengaruhi kehidupan manusia, dari ketahanan pangan hingga kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, memahami hubungan antara rumah kaca dan perubahan iklim sangat penting untuk mengembangkan strategi mitigasi yang efektif.