HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sebanyak 5 orang telah didakwa sebagai buntut dari kasus kematian aktor Hollywood dari serial ‘Friends’, Matthew Perry pada tahun 2023 silam.
Tudingan tersebut diumumkan setelah penyelidik mengatakan bahwa mereka menemukan adanya jaringan ‘bawah tanah’ terkait pemasok obat-obatan yang dicurigai bertanggungjawab telah mendistribusikan obat yang berpotensi mematikan terhadap mendiang Matthew.
“Mereka tahu apa yang mereka lakukan,” kata Jaksa AS Martin Estrada, dikutip Holopis.com, Jum’at (16/8).
Jaksa menilai, para terdakwa ini tahu apa yang mereka lakukan dan berusaha mengambil keuntungan dari masalah kecanduan yang diderita Matthew Perry.
Para terdakwa termasuk dari dua dokter, asisten pribadi Matthew Perry, sosok yang disebut Ratu Ketamine.
Salah satu terdakwa, Plasencia sudah mengaku tidak bermasalah atas dakwaan, termasuk dakwaan mendistribusikan ketamin. Tujuh dakwaan merupakan mendistribusikan ketamin, dan dua dakwaan terkait mengubah dan memalsukan dokumen atau catatan terkait penyelidikan federal.
Sementara itu Dokter Sangha mengaku ia sama sekali tidak bersalah atas dakwaan pendistribusian ketamine.
Apa itu Ketamine?
Ketamine adalah obat yang awalnya dikembangkan pada tahun 1960-an sebagai anestesi umum. Seiring waktu, ia telah dikenal lebih luas karena potensi terapeutiknya dalam berbagai bidang medis dan psikiatris.
Ketamine bekerja dengan mempengaruhi sistem glutamatergik di otak, terutama dengan memblokir reseptor NMDA (N-Methyl-D-Aspartate). Ini berkontribusi pada perubahan dalam transmisi sinaptik dan peningkatan konektivitas neuron, yang dianggap penting dalam proses penyembuhan gangguan mood.
Namun, Ketamine diklasifikasikan sebagai obat dengan potensi penyalahgunaan tinggi di banyak negara. Di Amerika Serikat, ketamine termasuk dalam Kelas III obat terlarang. Namun, ada pengecualian untuk penggunaannya dalam lingkungan medis di bawah pengawasan profesional kesehatan yang terlatih.