HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Agama (Wamenag), Saiful Rahmat Dasuki mewanti-wanti calon kepala daerah yang akan berkontestasi di Pilkada 2024 untuk tidak memanfaatkan agama sebagai sarana berpolitik.
“Kami berharap calon-calon kepala daerah tidak melakukan politisasi rumah ibadah ataupun politisasi agama dalam Pilkada, demi mencegah perpecahan di kalangan umat,” ujarnya, seperti dikutip Holopis.com, Kamis (18/7).
Berkaca dari kontestasi politik yang telah berlangsung sebelumnya, rumah ibadah seperti masjid kerap kali menjadi sasaran para peserta dalam berpolitik, yang pada akhirnya justru memicu perpecahan antar umat.
Oleh sebab itu, Wamenag berharap agar hal semacam itu tidak terulang kembali pada kontestasi Pilkada Serentak yang akan berlangsung pada November 2024 mendatang.
“Kami juga berharap, calon-calon kepala daerah yang akan berkontestasi di Pilkada 2024 besok, dapat memasukkan agenda pembinaan kemasjidan dalam rencana program kerjanya kelak,” pintanya.
Wamenag juga menginstruksikan jajaran Badan Kesejahteraan Masjid (BKM), baik di tingkat pusat maupun daerah untuk turut berperan aktif dalam berbagai isu kemasjidan.
Ia meminta jajaran BKM berfokus pada pentingnya kegiatan ibadat dan non-ibadat berkualitas di masjid, serta tantangan ekstremisme dan politisasi yang kerap menjadi isu laten di lingkungan masjid,
“Tantangan ekstremisme ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita. Untuk itu, saya menginstruksikan kepada jajaran BKM pusat hingga daerah untuk hadir dalam berbagai isu kemasjidan,” pungkasnya.