Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) akan terjadi pada Juli hingga September 2024.

“Bulan Juli hingga September 2024, secara historis terjadi puncak Karhutla di Provinsi Kalbar dan umumnya di provinsi lain yang memiliki kerentanan terhadap Karhutla,” kata Dwikorita dalam keterangan resminya, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (30/6).

Berdasarkan Data Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA) dari Badan Restorasi gambut dan Mangrove (BRGM), sebagian besar lahan gambut di Kalbar sudah mengering, dengan ketinggian air dalam tanah di bawah 40 cm.

“Ketinggian muka air tanah gambut ini sangat rendah dan menunjukkan status rawan (Karhutla),” terang Dwikorita.

Oleh karena itu, BMKG bersama sstakeholder menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai upaya mencegah Karhutla terjadi di Kalbar. Musababnya, jika Karhutla terjadi dan meluas maka dampak negatif yang dihasilkan akan sangat buruk bagi masyarakat luas.

“Berdasarkan data Sipongi KLHK, tahun 2023 terindikasi lahan terbakar di Kalbar mencapai 111.848 hektar. Tentunya ini sangat luas dan OMC akan berupaya untuk memitigasi agar tidak terulang kejadian serupa,” jelas Dwikorita.

Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto menjelaskan, bahwa pihaknya telah menyiapkan 13 ton NaCI Powder yang akan disemai di langit Kalbar hingga 5 Juli 2024.

“Target penyemaian diutamakan di daerah rawan Karhutla yakni lahan gambut di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Sanggau,” ujar Seto.

Seto menjelaskan berdasarkan analisis BMKG wilayah Kalbar termasuk ke area Non-ZOM dan dari prakiraan sifat hujan pada Juni dan Juli diprakirakan normal dan bawah normal untuk Kabupaten Kubu Raya.

“Sehingga dikhawatirkan akan terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut sebagaimana terjadi di tahun sebelumnya,” katanya.

Meskipun begitu, Seto menegaskan pihaknya secara berkala akan terus melakukan pemantauan titik panas di wilayah Kalbar untuk memitigasi terjadinya bencana Karhutla.

Dia pun berharap lahan gambut akan kembali basah dengan adanya OMC ini. Diharapkan pula muka air di lahan gambut tersebut dapat meningkat, sehingga tidak rawan terbakar.

“Harapan dari kegiatan OMC ini adalah terjaganya kebasahan lahan gambut di wilayah Provinsi Kalbar sehingga lahan gambut akan sulit terbakar ketika memasuki puncak musim kemarau,” ujarnya.