HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kematian Presiden Iran, Ebrahim Raisi beberapa waktu lalu menjadi kabar buruk bagi negara mitra. Pasalnya kabar duka itu dinilai berdampak terhadap perekonomian negara mitra.
Namun Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar memastikan, bahwa kematian Presiden Iran dalam insiden kecelakaan helikopter tidak berdampak signifikan pada perekonomian di Indonesia.
Hal itu disampaikan Mahendra lantaran pihaknya telah melakukan mitigasi atas dampak konflik di Timur Tengah.
“Kalau yang kami sudah lakukan tidak khusus untuk itu adalah asesmen mengenai seberapa besar dampak dari perkembangan di Timur Tengah itu,” ujar Mahendra dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Rabu (22/5).
“Kami sudah lihat risikonya, transmisi, dan lain-lain, nampaknya bisa relatif bisa kita mitigasi dengan baik,” tambahnya.
Mahendra mengatakan, kematian Presiden Iran tersebut akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia, jika hal tersebut berhubungan dengan harga minyak.
Namun untuk faktor lainnya, seperti perdagangan antara Indonesia dan Iran diyakininya tidak terlalu berdampak pada perekonomian dalam negeri.
“Yang menjadi persoalan utama seberapa besar kalau itu berdampak ke harga minyak. Tapi di luar itu dari segi ekspor-impor, kemudian dari seberapa besar yang melakukan perdagangan melalui transaksi keuangan, di perbankan, dan lain-lain relatif tidak besar,” kata Mahendra.
Dengan melihat fenomena yang ada, dia pun menyebut kematian Presiden Iran secara keseluruhan tidak berdampak signifikan bagi ekonomi Indonesia.