HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menekankan pentingnya persatuan antar sesama anak bangsa dalam rangka untuk mencapai tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Menurutnya, tujuan berbangsa dan bernegara sudah diproyeksikan oleh para pendiri bangsa Indonesia, termasuk Bung Karno yang selalu mengajak persatuan dan kesatuan.
“Ukhuwah islamiyah, ukhuwah basyariyah, ukhuwah wathoniyah itu adalah kunci suksesnya Indonesia. Bahkan Bung Karno sudah membuat semboyan Holopis Kuntul Baris, sebagai bagian dari seruan persatuan itu,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Rabu (8/5).
Apalagi di momentum pasca Pilpres 2024, polarisasi masyarakat karena dampaknya keterbelahan sosial akibat perbedaan pilihan politik pun masih terasa sampai dengan saat ini. Di mana pendukung Capres-Cawapres yang kalah baik dari 01 dan 03 masih ada saja yang melakukan serangan verbal dan narasi negatif kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo, dan juga kontestan yang menang Pilpres 2024, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Olok-olokan yang terjadi di kalangan masyarakat termasuk yang marak di media sosial menunjukkan bahwa keterbelahan ini masih terjadi dan tampaknya ada yang mencoba berusaha merawatnya.
Sehingga dengan demikian, ia sebagai tokoh agama dan ulama asal Malang Raya merasa patut untuk berpartisipasi dalam upaya mereduksi polarisasi itu. Sebab, saat ini menurut Habib Syakur, tugas utama bangsa Indonesia adalah merawat persatuan itu dalam rangka memajukan Indonesia.
“Saya kira rakyat Indonesia harus bersatu, tapi tidak bisa hanya mereka sekadar disuruh bersatu tanpa adanya peran aktif dari kita semua para tokoh hingga elite politik,” ujarnya.
“Artinya, tanggung jawab untuk merawat persatuan ini harus dilakukan oleh semuanya, seluruh stakeholders,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar para mantan kontestan Pilpres 2024 bisa lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi hasil Pemilu kemarin. Yang kalah harus bisa meredamkan masyarakat dan mengedukasi bahwa semua harus menerima hasil akhir dari kontestasi politik elektoral itu.
Kemudian bagi yang menang, saat ini adalah bagaimana bisa merangkul semua kalangan untuk bisa diajak kerja sama dalam upaya memajukan Indonesia dalam semua aspek.
“Tidak, tidak harus dalam satu koalisi pemerintahan. Artinya semua pihak bisa memerankan fungsinya masing-masing. Ada peran eksekutif, legislatif, yudikatif, dan civil society. Semua punya peran yang baik dan saling sinergis,” pungkasnya.