Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Seiring dengan perkembangan zaman, banyak istilah-istilah baru yang bermunculan di tengah masyarakat, salah satunya yakni istilah Mokondo yang dikenal sebagai label buruk bagi kaum lelaki.

Adapun saat ini, istilah tersebut tengah viral di media sosial maupun di berbagai pemberitaan karena kasus perceraian Teuku Rizky dengan Ria Ricis. Dalam kasus ini, mantan suami YouTuber itu dicap sebagai pria Mokondo.

Lantas apa arti sebenarnya istilah Mokondo?

Sebagaimana diketahui, istilah Mokondo ini sering digunakan untuk menyebut lelaki yang tidak memiliki modal, baik itu modal secara finansial maupun non-finansial.

Banyak yang menyebut, bahwa Mokondo berasal dari singkatan ‘modal k**t*l doang’. Istilah Mokondo ini memang awalnya digunakan sebagai candaan di kalangan anak muda.

Namun, seiring berjalannya waktu, istilah ini mulai populer dan digunakan secara luas di berbagai platform media sosial, bahkan juga di kalangan tongkrongan emak-emak.

Makna Mokondo

Secara harfiah, mokondo yang diartikan sebagai ‘modal k**t*l doang’ tidak dapat dibenarkan, namun juga tidak dapat disalahkan, karena bisa juga diartikan ‘modal konsisten doang’.

Akan tetapi, istilah Mokondo dalam konteks sosial memiliki arti yang lebih luas dari itu. Mokondo dalam hal ini banyak digunakan untuk menyebut lelaki yang:

Tidak memiliki modal finansial: Lelaki mokondo sering diidentikkan dengan lelaki yang pelit dan tidak mau mengeluarkan uang untuk hal-hal tertentu.

Tidak memiliki modal non-finansial: Mokondo juga dapat merujuk pada lelaki yang tidak memiliki modal non-finansial, seperti keahlian, bakat, atau usaha.

Memanfaatkan orang lain: Lelaki mokondo sering dianggap sebagai orang yang memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keuntungan.

Istilah mokondo dapat memiliki dampak negatif bagi lelaki. Label mokondo dapat membuat lelaki tersebut merasa malu dan dikucilkan. Selain itu, istilah ini juga dapat memperkuat stereotip negatif tentang lelaki.

Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jangan mudah terpengaruh oleh label mokondo dan teruslah berusaha untuk menjadi versi terbaik dari diri Anda sendiri.