HOLOPIS.COM, SULSEL – Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan hingga saat ini masih membuat sejumlah wilayah terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, banjir dan longsor yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi itu melanda sejumlah wilayah.
“Wilayah terdampak banjir dan longsor meliputi Kelurahan Lewaja, dan Galonta di Kecamatan Enrekang. Desa Lebang, Pinang, Taulan, dan Pundilemo di Kecamatan Cendana,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (6/5).
Abdul mengungkapkan bahwa pasca kejadian banjir dan longsor korban jiwa sebanyak 124 KK terdampak. Kerugian material 1 unit sarana pendidikan terdampak. 6 unit rumah rusak berat, 118 unit rumah terendam, 26,6 Ha lahan pertanian terdampak, dan 49 ekor ternak (sapi dan kerbau) terdampak.
Sebagian besar wilayah terkena banjir sudah surut. Untuk jalan yang sudah bisa dilalui pasca longsor masih ada potensi terjadinya longsor susulan.
“Terdapat 2 Dusun terisolir yaitu Dusun Batu Ciak dan Dusun Palembongan di Desa Bungin Kecamatan Bungin dengan kondisi saat ini jalan masuk tidak bisa terakses karena sulitnya medan serta alat berat tidak bisa masuk,” ujarnya.
Selain itu, alian listrik dan jaringan mati, alat perhubungan yang digunakan saat ini menggunakan jalur komunikasi HT milik Orari (Core).
Penanganan bencana banjir dan longsor personil BPBD Kabupaten Enrekang melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan TNI, Polri, Pol PP, Damkar, Dinkes, Dinsos, Orari (Core), dan Kejari. BPBD Mendirikan Posko Induk Penanggulangan Bencana. Tim gabungan melakukan pembersihan material banjir dan longsor dengan alat berat Excavator.
Bupati Kabupaten Enrekang juga telah menetapkan Status Tanggap Darurat bencana Banjir, Banjir Bandang, Tanah Bergeser/Amblas dan Tanah Longsor selama 14 hari terhitung mulai tanggal 3 – 17 Mei 2024.