HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dorongan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih terus diusahakan oleh dunia internasional. Diskusi yang berlangsung di Mesir pun diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan yang sudah membuat gerah masyarakat di seluruh dunia.
Mediator dari Qatar, Mesir, dan Amerika duduk bersama dengan delegasi Hamas untuk membahas tanggapan kelompok tersebut terhadap proposal yang diberikan pihak ketiga agar ia dan Israel mau menghentikan serangan.
Namun, seorang pejabat tinggi Israel mengklaim bahwa Hamas sengata menunda terjadinya kesepakatan di antara mereka.
“Hamas menggagalkan kemungkinan mencapai kesepakatan dengan menolak memenuhi tuntutan untuk mengakhiri perang,” demikian disampaikan salah satu pejabat Israel yang tak menyebutkan nama, dikutip Holopis.com, Minggu (5/5).
Dalam proposal, terdapat tuntutan bahwa kedua belah pihak akan menghentikan pertempuran selama 40 hari dan menukar sandera dengan tahanan Palestina yang ada di Israel.
Sementara itu senior Hamas mengatakan bahwa perundingan sudah berakhir, tetapi akan dilanjutkan pada hari Minggu,
Mengapa Gencatan Senjata Susah Disepakati
Salah satu alasan yang membuat kedua belah pihak sulit untuk mencapai kesepakatan adalah Hamas tidak menginginkan tenggat waktu dalam gencatan senjata, dan mau diberlakukannya gencatan senjata selamanya.
Sementara PM Israel, Benjamin Netanyahu bersumpah ingin menghambisi semua kelompok Hamas tanpa terkecuali.
Israel bahkan mengatakan akan terus menyerah Rafah terlepas dari bagaimana hasil perjanjian yang terjadi di Mesir.
Sebagai informasi, serangan Hamas pada 7 Oktober telah menyebabkan 1.170 warga Israel meninggal dunia.
Sementara serangan balasan yang dilakukan Israel di Palestina saat ini sudah menewaskan setidaknya 34.654 orang, dimana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.