HOLOPIS.COM, JAKARTA – Surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada triwulan I-2024 ini tidak lagi sebesar tahun lalu yang mencapai ratusan triliun rupiah, dimana pada tahun ini hanya triliunan rupiah saja.
Adapun diketahui, bahwa nilai surplus APBN pada Maret 2024 hanya sebesar Rp 8,1 triliun. Nilai ini setara dengan 0,04 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Isa Rachmatarwata mengatakan, bahwa susutnya surplus APBN sudah diprediksi oleh pihaknya sebelumnya. Bahkan APBN 2024 didesain mengalami defisit.
Isa menuturkan, bahwa instrumen fiskal tersebut pada tahun ini tengah dihadapkan dengan fenomena normalisasi harga komoditas. Sehingga menurutnya, hal itu memicu penurunan setoran negara yang berasal dari komoditas minyak dan gas (migas) utamanya.
“Kita tidak akan melihat surplus-surplus sehebat tahun lalu, tetapi kita akan terus mengelola terutama belanja kita, maka akan terjadi normalisasi,” kata Isa dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (26/4) yang dikutip Holopis.com.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, bahwa APBN pada tahun ini dirancang defisit sebesar 2,29 persen, karena adanya belanja Pemilu 2024 yang besaran anggarannya terbilang cukup besar, yakni Rp38 triliun di tahun ini.
Namun begitu, Kemenkeu berupaya untuk mengarahkan anggaran negara sebagaimana target yang telah ditetapkan.
“Setelah pengeluaran besar di awal tahun, kita akan melihat normalisasi belanja kita, mudah-mudahan kita bisa me-manage surplus defisit ini walaupun memang kita sadari tidak setebal yang terjadi tahun lalu,” tandasnya.



