HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ratusan massa aksi yang mengatasnamakan diri Jaringan Insan Muda Indonesia (JIMI) menggelar aksi damai untuk mendukung persatuan pasca Pemilu 2024 di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan Holopis.com di lokasi aksi, sebagian dari mereka memakai topeng Capres Cawapres peserta Pemilu 2024 yakni Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud. Mereka pun tampak berdiri di depan massa aksi lainnya sambil bergandengan tangan.
Selain itu, ada juga topeng wajah Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Rangkaian tahapan Pemilu 2024 telah kita lewati bersama dengan sejuk, aman dan damai. Sudah selayaknya kita bersyukur bahwa pesta demokrasi bisa dilaksanakan dengan baik,” kata Sekjen JIMI, Aditya saat ditemui di tengah-tengah aksi damainya, Selasa (23/4).
Ia mengatakan bahwa seruan perdamaian dan ishlal yang disuarakan ini adalah wujud kedewasaan berdemokrasi. Apalagi rangkaian kontestasi Pilpres 2024 sudah rampung pasca pembacaan putusan majelis hakim MK atas sengketa PHPU (perselisihan hasil pemilihan umum) yang dibacakan hari Senin, 22 April 2024 kemarin.
“Ini menunjukkan tingkat kedewasaan kita dalam berdemokrasi yang semakin tumbuh. Sekarang sudah saatnya kita kembali merajut semangat persatuan dan kebangsaan untuk bersama-sama membangun bangsa Indonesia,” ujarnya.
Kemudian, Aditya juga mengatakan bahwa seharusnya sudah tidak ada lagi jarak pemisah antara Paslon 01, 02 maupun 03. Apalagi menurutnya, pemenang Pilpres sejatinya bukan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Melainkan seluruh rakyat Indonesia adalah pemenangnya.
“Karena berhasil melewati pesta demokrasi dengan baik, seluruh elemen telah berjuang dengan cara yang terhormat dan sepatutnya kita bisa saling menghormati dan bersatu. Maka tidak ada lagi kubu-kubuan, tak ada lagi 01, 02 dan 03. Yang adalah rakyat Indonesia,” tegas Aditya.
Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa rakyat Indonesia akan menjadi kuat ketika bersatu, bukan malah tercerai berai hanya gegara isu yang mengadu domba maupun provokasi yang memecah belah bangsa akibat perbedaan pilihan politik.
“Kita adalah bangsa yang besar dan akan semakin besar ketika kita mampu bergerak bersama, seirama demi kemajuan bangsa Indonesia,” sambungnya.
Maka pasca Pilpres, target utama adalah bagaimana merajut kembali persatuan dan kesatuan. Semangatnya harus sama, yakni memajukan bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih baik lagi.