HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tim hukum Prabowo-Gibran Hotman Paris Hutapea menyebut bahwa saksi yang dihadirkan oleh pihak Ganjar-Mahfud sebenarnya justru menguntungkan bagi pihak 02.

Hotman Paris juga kemudian mempertanyakan logika pihak Ganjar dan Mahfud yang masih ngotot memperjuangkan Pilpres diulang setelah perolehan suara mereka jeblok.

“Jadi benar-benar ahli mereka itu malah menguntungkan kita, makanya saya bilang, ini 03 mau ke mana sih? Sudah suaranya parah banget, parah-parah banget, masih ingin menang lagi di MK,” kata Hotman dalam pernyataannya pada Selasa (2/4) seperti dikutip Holopis.com.

Selain itu, Hotman juga makin bingung ketika pihak Ganjar hanya bisa menuduh soal Sirekap tanpa adanya bukti yang otentik.

“Belum lagi Sirekap dipersoalin, sekarang diakuin. Pernah nggak dilakukan audit forensik terhadap Sirekap? Belum pernah, hanya asumsi-asumsi, omon-omon,” ujarnya.

Sementara itu, Yusril Ihza Mahendra menganggap, kesaksian pihak lawan justru menjadi bumerang karena tidak mendukung argumen dalam permohonan.

“Kita sudah mengikuti persidangan dan sudah menyimak ahli, yang sebenarnya sih tidak mendukung permohonan di dalam petutim. Dua ahli psikologi yang dihadirkan justru menjadi bumerang bagi pemohon,” kata Yusril.

Yusril, selaku kuasa hukum pihak terkait dalam sidang sengketa Pilpres 2024, mencontohkan keterangan dari ahli psikologi yang dihadirkan Tim Ganjar. Dia mengatakan keterangan ahli tersebut tak mendukung argumen Ganjar soal dugaan kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM).

“Kalau memang cuma 29%, apakah dalih yang mengatakan bansos itu adalah satu pelanggaran TSM dan bisa dijadikan dalih untuk membatalkan hasil pilpres dengan pengaruh yang sebenarnya hanya 29%? Kami kira itu sebenarnya terlalu jauh,” ujarnya.