HOLOPIS.COM, JAKARTA – Umat Kristiani merayakan Jumat Agung pada hari ini, Jum’at (29/3). Jumat Agung diperingati umat Kristiani sebagai hari wafatnya Yesus Kristus yang juga disebut Isa Al-Almasih.
Bagaimana sejarahnya asal-usul peringatan hari meninggalnya Yesus Kristus?
Jum’at Agung adalah hari dimana Yesus disalib oleh orang-orang Romawi di Yerussalem. Karena dikutuk oleh para pemimpin agama Yahudi, Yesus pun dijatuhi hukuman salib oleh Pontius Pilatus yang saat itu merupakan pemimpin Romawi.
Yesus dipukuli di depan umum, bahkan dipaksa memikul salib kayu yang berat di jalan-jalan sebelum dipaku di kayu salib, di mana kemudian Yesus meninggal.
Makna Jumat Agung
Bagi umat Kristiani, Jumat Agung melambangkan pengorbanan tertinggi dari Yesus Kristus. Yesus meninggal demi pengampunan dosa umat manusia. Ini adalah hari dimana untuk merasakan kesedihan, penebusan dosa, dan puasa, dengan doa untuk pembebasan dari rasa sakit dan penderitaan.
Kematian Yesus juga menandai berakhirnya segala dosa dan kemungkinan permulaan yang baru, yang berpuncak pada kebangkitan-Nya pada Minggu Paskah.
Tradisi di Jum’at Agung
Jumat Agung pun diperingati dengan doa, puasa, dan sedekah. Umat Kristiani juga bisa menghadiri kebaktian keagamaan, dan gereja mengadakan ritual khusus untuk memperingati penderitaan Yesus. Lonceng lalu dibunyikan sebagai tanda berkabung atas pengorbanan Yesus Kristus.
Jumat Agung tidak dirayakan dengan bersenang-senang namun dirayakan dengan penuh rasa hormat. Gereja-gereja di seluruh dunia mengadakan kebaktian khusus, termasuk pembacaan Alkitab, nyanyian pujian, dan doa pengampunan.
Adat dan Tradisi Jumat Agung
Di Indonesia, Jumat Agung sebagai adalah hari libur umum, sehingga masyarakat dapat mengunjungi gereja dan merenungkan pentingnya hari tersebut. Adat istiadat saat Jum’at Agung antara lain berpuasa, tidak makan daging, membaca Alkitab, dan mengunjungi gereja.