HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menkominfo Budi Arie Setiadi menyebut bahwa media sosial selama masa kampanye nyaris dikuasai oleh para Buzzer atau pendengung.

Dimana dari data yang ada, Budi Arie menyebut bahwa hampir 92 persen isi perdebatan yang ada di media sosial ternyata dikendalikan oleh para Buzzer tersebut.

“Yang agak vital ini adalah bahwa hampir 92% kebisingan ruang digital kita ini ternyata diisi para buzzer,” kata Budi dalam keterangannya pada Selasa (19/3) seperti dikutip Holopis.com.

Saat disinggung dimana media sosial yang paling dikuasai, Budi Arie menyebut nyaris di semua platform mereka beraksi.

“Platformnya merata, semuanya. Termasuk mulai dari Google, Meta, sampai tiktok. Tiktok sendiri sudah melapor ke kami selama pemilu ini dia sudah men-takedown 10,8 juta hoax. Ini yang secara mandiri tanpa kita minta, Google juga hampir 2 juta lebih yang sudah di takedown, secara mandiri ya bukan kita. Sama juga termasuk Meta, Instagram,” jelasnya.

Untuk pihak pemerintah pun dijelaskan Budi, pihaknya sudah men-takedown 1.923 konten hoax. Adapun total hoax sejak 17 Juli 2023 sampai 18 Maret 2024 sebanyak 3.235 hoax.

Budi kemudian menjelaskan bahwa sebanyak 1.261 hoax yang tersisa dan beredar tidak di-takedown, melainkan hanya diberi label hoax.

“Nah pertanyaannya, sisanya kemana? Itu kita stempelin hoax, itu hoax yang nggak perlu di take down, cukup di stempel aja karena isunya, judulnya nggak masuk akal. Pak Hadi mau nyapres, kan ini hoax dong. Ini cukup tempel hoax saja,” tuturnya.

Meski begitu, Budi kemudian mengklaim bahwa penyebaran hoax di Pemilu 2024 ini terbilang lebih rendah ketimbang Pemilu 2019 yang lalu.

“Dan memang menurut data-data, suasana lebih baik dibanding Pemilu 2019. Sangat lebih baik,” pungkasnya.