HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menyayangkan sikap mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

Di mana Din mengajak masyarakat berdemonstrasi di depan gedung DPR RI di bulan Suci Ramadan hanya untuk marah-marah karena calon Presiden dan wakil Presiden yang ia dukung kalah dalam Pilpres 2024.

“Sekelas Din Syamsuddin mengajak kemudharatan di tengah Ramadan. Ini memalukan,” kata Habib Syakur dalam keterangannya kepada Holopis.com, Sabtu (16/3).

Rencananya, aksi demonstrasi itu akan dipimpin oleh Din dalam kapasitasnya sebagai Ketua Presidium GPKR (Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat) pada hari Selasa 19 Maret 2024 pukul 14.00 WIB.

Menurut Habib Syakur, demonstrasi karena kekalahan Pilpres tidak mungkin berisi konten positif. Sebab sepanjang demo yang terjadi pasca pencoblosan, narasi yang dibangun adalah sumpah serapah, fitnah dan hasut.

“Kita dengar isi orasinya kan fitnah, ujaran kebencian, hasut, dzalim dan dengki. Lantas mau cari apa aksi Selasa besok?,” ujarnya.

Bagi Habib Syakur, regulasi sudah memberikan panduan yang baik bagaimana memperjuangkan kekalahan Pemilu, yakni melalui gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK).

Namun ia sangat menyayangkan kelompok pendukung Anies – Imin dan Ganjar – Mahfud seolah ingin mengaburkan UU Pemilu dengan melakukan aksi parlemen jalanan maupun hak angket yang sama sekali bukan ranah yang diakomodir oleh Undang-Undang Pemilu.

“Kalau UU saja tidak dipatuhi lalu membuat gerakan di luar UU, kebaikan dan kemaslahatan apa yang ingin dicapai dari mereka, apalagi ini gerakan dipimpin orang sekaliber Din,” tukasnya.

Menurutnya, demonstrasi dan menyampaikan hak pendapat di muka umum tidak masalah. Hanya saja ketika dilakukan dengan nuansa kemudharatan, tentu aksi tersebut sudah tidak tepat.

“Boleh kok demo, tapi kalau isinya hanya sumpah serapah, menghasut orang berbuat anarkis dan kriminal verbalistik, tentu kan salah ya. Apalagi ini bulan suci Ramadan, bulan mulia umat Islam, tak elok dinodai oleh aksi-aksi tidak terpuji,” tuturnya.

Lebih lanjut, Habib Syakur yang juga ulama asal Malang Raya ini pun mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kondusifitas dan khusyuk dalam beribadah puasa.

Jangan sampai bulan suci Ramadan dinodai dengan gerakan-gerak destruktif, apalagi aksi unjuk rasa semacam itu bisa berpotensi membatalkan puasa dan menghilangkan berkah Ramadan.

“Saya cuman mengimbau masyarakat jaga kondusifitas, mari ibadah Ramadan kita isi dengan hal-hal yang baik dan maslahat. Hindari hasut, dengki, fitnah, yang merusak Ramadan kita,” serunya.

Terakhir, Habib Syakur juga mengimbau kepada aparat keamanan, untuk tetap mewaspadai gerakan susupan yang bisa menicu konflik horizontal. Sebab ia yakin gerakan Din Syamsuddin akan ditunggangi kelompok pengasong Khilafah untuk membuat suasana keruh.

“Pengasong Khilafah akan terus bergerilnya, ciptakan kondisi tidak biak. Karena mereka juga maunya Anies menang, sebab ada jaminan HTI bakal diaktifkan lagi. Itu misi mereka saat ini,” pungkasnya.