HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menyayanykan pihak 01 dan 03 yang tantrum dengan hasil sementara Pemilu 2024.
Menurutnya, kemarahan karena hasil kekalahan sementara yang dialami oleh pihak paslon 01 dan 03 sampai menyatakan menolak hasil pemilu justru menunjukkan ketidakdewasaan.
“Kan di 01 ada Hamdan Zoelva, di 03 ada Pak Mahfud. Keduanya mantan Ketua MK. Kok kalah langsung sebut pemilu curang, tuduh 02 curang, tidak percaya pemilu, ini kan seperti mental pecundang,” kata Habib Syakur dalam keterangannya kepada Holopis.com, Selasa (20/2).
Menurutnya, seharusnya keberadaan dua profesor hukum tata negara sekaligus sesama mantan Ketua MK harus memberikan pengaruh yang baik dalam merawat emosi kubu masing-masing.
“Yang namanya kalah kah wajar saja kecewa, marah, sedih, galau. Tapi jangan melampaui batas. Pak Hamdan dan Pak Mahfud apa nggak bisa ngajarin bagaimana bertata negara dan berdemokrasi yang benar?,” ketusnya.
Ia mengingatkan bahwa kekecewaan pihak yang kalah dalam pemilu 2024 bisa disalurkan melalui instrumen hukum yang konstitusional. Salah satunya ada Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) jika memang menemukan adanya kecurangan atau kesalahan yang disengaja dalam proses demokrasi.
Selain itu kata Habib Syakur, instrumen yang lebih tinggi ada Mahkamah Konstitusi. Jika memang kubu Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud bisa dewasa dalam berdemokrasi, maka mereka akan menempuh jalur yudikasi tersebut untuk mempersoalkan sengketa pemilu.
“Jangan teriak curang sementara banyak video juga pencoblosan suara 01 dan 03 tidak sesuai ketentuan. Kalau itu yang dijadikan dasar menuduu 02 curang, maka mereka juga curang dong,” tukasnya.
“Intinya ada instrumen hukum Bawaslu dan MK. Tempuh di sana, jangan bikin chaos, apalagi coba-coba mendelegitimasi pemilu, ini contoh yang tidak baik. Percuman ada Hamdan Zoelva dan Mahfud MD jika mereka tak bisa berpolitik secara sehat dan dewasa,” sambungnya.