HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra menilai bahwa kesalahan yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo saat ini adalah pilihan konten politik kasus pelanggaran HAM yang dialamatkan kepada Prabowo Subianto.
Menurutnya, pemilihan konten yang dilakukan oleh Ganjar hingga di akhir debat kelima pekan lalu justru tidak memberikan dampak elektoral kepada Prabowo sebagai sosok yang diserang, termasuk juga tidak memberikan nilai tambah bagi elektabilitas Ganjar sendiri.
“Tidak terbukti mampu menggerus suara Prabowo, sekaligus mereka yang menggunakan isu ini juga tidak terbukti meningkat elektabilitasnya,” kata Dedi kepada Holopis.com, Sabtu (10/2).
Dengan kondisi itu, ia pun menilai bahwa Ganjar Pranowo blunder jika menggunakan isu tersebut untuk tujuan menggerus elektabilitas Prabowo Subianto.
“Jadi Ganjar tidak cukup beruntung menggunakan isu ini,” ujarnya.
Publik akan menganggap isu yang digunakan Ganjar untuk tujuan menggerus suara dan elektabilitas Prabowo Subianto tersebut hanya akan dianggap sebagai angin lalu oleh masyarakat.
Alasannya, isu itu pernah dipakai oleh Joko Widodo saat berkontestasi di Pilpres 2019, saat itu lawan politiknya adalah Prabowo Subianto yang bersandingan dengan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai cawapres.
Sayangnya, isu itu juga tidak menjadi variabel yang dominan untuk menjadikan Jokowi menang saat itu. Namun aspek lain yang dinilai publik bisa lebih merepresentasikan mereka.
“Joko Widodo sekalipun begitu ya, menang pilpres di 2019 bukan karena faktor dia menyerang Prabowo dalam urusan pelanggaran HAM, tapi banyak hal,” tuturnya.
Ditambah lagi, Jokowi pun sepanjang menjadi Presiden, tak pernah sedikit pun melakukan upaya untuk menindaklanjuti serangan politiknya itu. Sehingga ia juga tak yakin Ganjar akan melakukan tindaklanjut terhadap black campaign yang dialamatkan juga kepada Prabowo.
Terbukti, sampai dengan saat ini tidak ada statemen tegas dan lugas dari Ganjar Pranowo maupun Mahfud MD sekalipun akan melakukan tindakan hukum terhadap Prabowo jika menang menjadi Presiden.
“Jokowi kan tidak melakukan apa-apa, artinya ya sudah pelanggaran HAM hanya sekedar menjadi wacana dalam dalam pilpres dalam kampanye, tapi begitu dia terpilih jadi presiden mungkin Ganjar pun akan kebingungan mau mulai dari mana,” paparnya.
Dengan demikian, Dedi pun meyakini bahwa isu dugaan kasus pelanggaran HAM yang dialamatkan kepada Prabowo oleh kubu Ganjar Mahfud termasuk PDIP hanya sebagai bumbu politik semata untuk kontestasi Pilpres 2024.
“Yang sekarang banyak didengungkan itu saya kira adalah murni sebagai propaganda politik,” tukasnya.