HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra menilai bahwa berbagai data lembaga survei yang ada saat ini sulit rasanya untuk bergeser lebih jauh, apalagi menjelang hitungan hari pencoblosan tanggal 14 Februari 2024.

“Kalau dari sisi elektabilitas, saya kira perubahannya akan sangat kecil dia,” kata Dedi saat berbincang dalam program Ruang Tamu Holopis, Kamis (8/2).

Saat ini menurut Dedi, pertarungannya adalah penggeseran dukungan, dan itu pun cukup sulit hingga persentasenya akan sangat kecil. Begitu juga dengan pertarungan undecided voters, yakni orang-orang yang belum menjawab atau belum memiliki jawaban.

“Kan membaca sebaran pemilih begitu ya, itu di antara ketiga kandidat itu sudah menyebar merata, tinggal ada mungkin 1,5 atau 1,6% saja kelompok pemilih yang mungkin belum menyebutkan nama atau mungkin belum memiliki pilihan,” ujarnya.

“Tapi 1,5% itu pun sebetulnya pada dasarnya bukan berarti mereka sama sekali tidak tahu, bisa saja mereka sudah tahu tapi belum menentukan saja kira-kira begitu,” sambung Dedi.

Sekalipun ada pergeseran yang terjadi di masing-masing elektabilitas capres-cawapres yang ada, Dedi tak yakin akan berpengaruh signifikan. Artinya, posisi elektabilitas akan cenderung sama, di mana Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai paslon nomor urut 01 akan berada di urutan pertama.

“Nah, kalau dari tren sejak Maret – November itu memang ada beberapa perubahan, tapi yang pasti adalah besar kemungkinan secara urutan akan tetap sama, Pak Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka yang paling tinggi dari sisi elektabilitas,” terang Dedi.

Begitu juga dengan posisi kedua. Jika melihat data dari berbagi lembaga survei hingga data survei lembaganya sendiri di IPO, posisi kedua akan diduduki oleh paslon nomor urut 01 yani Anies Rasyid Baswedan, lalu urusan paling bawah ditempati paslon nomor urut 03 yakni Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD.

“Dan kalau kita cek misalnya tingkat loyalitas dari masing-masing kandidat juga sudah tinggi semua, artinya tingkat keyakinan mereka yang menentukan pilihan pada Pak Prabowo sudah tinggi, Anies Baswedan tinggi, Ganjar juga tinggi, jadi akan menjadi perubahan juga sangat kecil,” tuturnya.

Hanya saja, peluang akan terjadinya perubahan adalah pasca adanya kampanye akbar yang dilakukan oleh ketiga paslon. Termasuk saat 1 menit sebelum pencoblosan di TPS. Di mana pemilih akan mengalami kegamangan apakah benar-benar mencoblos calon yang sudah ia pilih atau akan ada perubahan. Pun demikian, Dedi tetap yakin persentasenya pun tak akan signifikan.

“Biasanya nanti akan mengalami perubahan itu kalau di akhir-akhir, misalnya dampak dari kampanye akbar misalnya ya, itu besar kemungkinan memang punya dampak tapi itu pun tidak akan besar kira-kira begitu,” pungkasnya.